JATIMTIMES, MALANG - Upaya pemerintah mengantisipasi banjir di kawasan jalan Galunggung dapat dinilai lambat. Pasalnya, pembangunan drainase untuk mengurangi volume air hujan baru dua minggu berjalan dan tak bisa selesai dalam waktu singkat.
"Pembangunan saluran ini, baru dua minggu berjalan dan ini masih baru pembangunan awal," kata salah seorang warga yang ada di daerah tersebut.
Sebelumnya, di jalan galunggung ini pasti menjadi langganan banjir setinggi 10 centimeter saat hujan deras terjadi. Namun setelah adanya upaya membangunan jalan ini, volume air hujan dapat tertampung di saluran yang belum selesai dibangun ini.
"Waktu hujan deras beberapa hari lalu sudah mending, air tidak lagi membuat banjir jalan ini, tapi tertampung di saluran itu," tambahnya.
Namun, pembangunan drainase yang berjalan sejak awal November 2015 tidak berjalan lancar. Pasalnya waktu pengerjaan yang diperkirakan cepat tidak akan berjalan tepat waktu karena pengalian yang sebelumnya manual harus berganti ke manual dengan menggunakan tenaga manusia.
Masalah ini disebabkan karena pengerjaan dihari pertama menggunakan eskavator yang digunakan untuk menggali tanah merusak jaringan telkom yang mengakibatkan pengerjaan berhenti selama 4 hari.
Pengerjaan kembali berjalan setelah petugas telkom memperbaiki jaringan rusak dan akhirnya pengerjaan berganti menggunakan tenaga manual.
"Pengerjaannya memang lambat, karena sempat berhenti waktu ekskavator yang menggali tanah merusak kabel telkom," jelasnya.
Selain itu, pengerjalan yang lambat ini juga berdampak pada jalan dan tekstur tanah yang ada di jalan galunggung.
Menurut hasil pangtauan Malangtimes jalan di kawasan tersevut bergelombang dan mengalami retak karena ada tanah yang longsor ke penggalian drainase tersebut. Terlihat dari adanya penyangga jalan dan tanah di area penggalian. (*)