Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Buah Tangan dari Rusia

Jumat, Tentara Rusia Tutup Jalan untuk Salat Jamaah

Penulis : Lazuardi Firdaus - Editor : Lazuardi Firdaus

26 - Aug - 2016, 15:33

Placeholder
Masjid Historical atau Masjid Istoricheskaya ini merupakan masjid tertua di Moskow yang dibangun pada 1823. Masjid yang berlokasi di Jalan Bholsaya Tatarskaya tersebut jaraknya sekitar satu kilometer dengan KBRI Rusia.

MALANGTIMES, RUSIA - Rusia memang bekas negara komunis. Tapi, untuk saat ini, Rusia benar-benar menjunjung tinggi dan menghormati kebebasan beragama. Kesimpulan ini saya ambil setelah mendengar langsung dari orang-orang muslim yang tinggal di Rusia.

Karena masjid tak cukup menampung luberan jamaah, maka Pemerintah Kota Moskow menutup jalan umum sepanjang 500 meter untuk ibadah jamaah.


Dan yang paling penting, saya menyaksikan sendiri bagaimana Rusia memperhatikan dan menjamin kehidupan beragama, terutama muslim yang menjadi agama minoritas di negara pecahan Uni Sovet tersebut.


Setelah melihat dan beribadah langsung di Masjid Sabornaya atau Masjid Ketederal yang diresmikan Presiden Rusia Vladimir Putin, kami berkesempatan beribadah di Masjid Historical atau Masjid Istoricheskaya.


Berbeda dengan Masjid Sabornaya yang merupakan masjid terbesar di Rusia, Masjid Historical merupakan masjid yang tertua di Moscow, dibangun pada 1823. Walaupun usianya paling tua, masjid yang lokasinya hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rusia ini, ukurannya paling kecil.


Di Moscow sendiri ada empat masjid. Selain Sabornaya dan Historical, masih ada Masjid Memorial dan Masjid Yerdem, keduanya dibangun pada 1997.


Di Masjid Historical yang berlokasi di Jalan Bhosalya Tatarskaya, saya berkesempatan salat Jumat pada 19 Agustus 2016 lalu. Saya melaksanakan salat Jumat dengan tiga rekan dari Malang, yakni Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto, pengusaha pertanian Ali Supandri, dan warga Dau yang pernah kuliah di Rusia Aldrin Hamka.


Kami datang ke Rusia dalam rangka mengikuti Festival Indonesia di Rusia yang digelar pada 20-21 Agustus di Taman Hermitage, Moskow. Sebelum mengikuti Festival Indonesia, sehari sebelumnya kami menghadap ke Duta Besar RI untuk Rusia Mohammad Wahid Supriyadi di KBRI. Kebetulan, saat itu adalah Jumat.


Kami sempat bertanya kepada beberapa staf KBRI dimana tempat untuk salat Jumat. Mereka menjawab, di dalam KBRI ada masjid. Juga ada masjid di luar KBRI. "Kalau mau merasakan salat Jumat di bawah pohon dan di tengah jalan, ayo salat di masjid luar sana saja. Mungkin nanti Anda akan melihat sesuatu yang baru mengenai Islam di Rusia," kata Mushadi Ikhsan, guru matematika di Sekolah Indonesia Moskow (SIM).


Akhirnya kami memutuskan untuk salat di masjid luar KBRI. Pada awalnya, kami tak menyangka bahwa masjid tempat kami salat adalah masjid yang mempunyai sejarah panjang di Rusia. "Agar tak antre dan tak ribet, sebaiknya ambil wudu di sini (KBRI) aja," saran Ikhsan.


Kami pun mengikuti saran Ikhsan. Setelah ambil wudu, kami pun melagkahkan kaki menuju ke masjid. Betapa kagetnya kami ketika di jalanan melihat banyak orang muslim menuju ke masjid. Ternyata memang benar, Rusia merupakan pusat muslim terbesar di Eropa (non Turki).


Kekagetan kami bertambah ketika melihat beberapa tentara dan petugas kepolisian bersenjata lengkap berada di sekitar masjid. Keberadaan tentara dan polisi ini bukan untuk mengintimidasi warga yang beribadah, tapi untuk menjaga keamanan muslim yang berjamaah.

Tentara Rusia turut mengamankan pelaksanaan ibadah salat Jumat di setiap masjid yang ada di Moskow.


Kekagetan kami menjadi-jadi setelah melihat ada pemblokiran jalan utama. Ternyata jalan utama di Jalan Bhosalya Tatarskaya ditutup total sepanjang 500 meter. Jalan tersebut ditutup menggunakan barikade besi untuk kepentingan salat Jumat jamaah.


Jamaah harus meluber ke jalan karena masjid sudah tak mampu lagi menampung luberan jamaah. Di sinilah peran polisi dan tentara, mereka mengamankan penutupan jalan untuk kepentingan salat.
Selain itu, untuk menjamin keamanan jamaah salat Jumat, pemerintah juga menyiapkan  lima masin X-Ray. Mesin tersebut diletakkan di ujung jalan. Sehingga setiap orang yang mau masuk masjid harus melewati X-Ray.

Warga yang ingin masuk atau keluar area Jumatan harus melewati X-Ray seperti di bandara. Ini dilakukan untuk menjamin keamanan muslim dalam menjalankan ibadah.


Sama dengan X-Ray di bandara, pengunjung harus meletakkan tas, ponsel, sabuk, arloji,  dan jaket di atas X-Ray. Bila ada mencurigakan, maka petugas akan memeriksa orang tersebut.


Topik

Peristiwa rusia



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Lazuardi Firdaus

Editor

Lazuardi Firdaus