Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Jawa Timur mencatat temuan HIV/AIDS sebanyak 100 kasus selama tahun 2004 hingga 2016.
“Jumlah temuan kasus HIV/AIDS semakin tahun memang semakin meningkat. Seiring dengan dioperasionalkannya 4 layanan kesehatan, diantaranya 3 puskesmas dan 1 RSUD Mardi Waluyo, yang khusus untuk menangani kasus HIV/AIDS,” kata Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Blitar, Harni Setyorini, Senin (19/12/2016).
Dijelaskannya, jumlah seratus kasus tersebut jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan prediksi dinas kesehatan provinsi. Dengan estimasi 400 kasus dalam kurun waktu kurang lebih selama 10 tahun.
"Jumlah ini memang jika kita lihat secara lokal Kota Blitar saja cukup tinggi, namun dibandingkan dengan estimasi provinsi jumlahnya hanya 25 persennya saja karena estimasi provinsi ada 400 kasus," terangnya.
Dilihat dari usia penderita HIV/AIDS jumlah penderita yang berusia 0-10 tahun sebanyak 3 orang, 27 penderita berusia 21 hingga 30 tahun, 28 penderita berusia 31 hingga 35 tahun. 11 penderita usia 36 hingga 40 tahun, 14 penderita berusia 41 hingga 45 tahun, dan 17 lainnya usia di atas 46 tahun.
Harni mengaku saat ini Dinkes Kota Blitar terus melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus baru penderita HIV/AIDS. Selain pengoperasionalkan pelayanan kesehatan khusus ODHA di tiga Puskesmas, Dinkes juga membuka pengobatan bagi ODHA di RSUD Mardi Waluyo sejak 1 Agustus 2016 lalu.
"Dengan berbagai upaya ini kami berharap masyarakat akan memanfaatkan layanan di empat fasilitas kesehatan di Kota Blitar tersebut semaksimal mungkin. Khususnya bagi yang berpotensi tertular penyakit HIV/AIDS. Karena untuk pemeriksaan dan pengobatan ditanggung pemerintah daerah atau gratis," tegas Harni. (*)