Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk kelas 7 di SMPN 2 Tulungagung tidak berjalan seperti semestinya. Sebagian siswa harus dipaksa belajar lesehan lantaran tidak adanya kursi dan meja di 4 kelas dari 11 kelas yang ada.
Sayangnya, pihak sekolah enggan dikonfirmasi terkait permasalahan itu. Bahkan, beberapa guru dan panitia terkesan menghindar saat akan dikonfirmasi oleh awak media siang tadi.
Dari informasi yang berhasil dihimpun awak media, tidak adanya meja dan kursi di 4 kelas disebabkan anggaran untuk membeli meja dan kursi disita oleh polisi saat adanya OTT (operasi tangkap tangan) pungutan penerimaan peserta didik baru (PPDB) beberapa waktu lalu di SMPN 2 Tulungagung. "Tidak ada kursi lantaran uangnya untuk membeli kursi dan meja masih dibawa saat OTT PPDB yang lalu," ujar salah satu anggota OSIS SMPN 2 Tulungagung saat ditanya awak media.
Sementara, salah satu wali murid yang sedang menjemput anaknya mengaku tidak tahu jika anaknya harus belajar di kelas dengan lesehan. "Nggak tahu kalau anak saya belajar lesehan. Soalnya, selama ini orang tua atau wali murid dilarang masuk ke dalam sekolah untuk melihat proses belajar siswa," kata Dede, salah satu wali murid kelas 7 yang sedang menjemput anaknya.
Dede hanya mengetahui anaknya belajar dan masuk sekolah seperti biasanya sebagaimana di sekolah-sekolah lain yang dilengkapi kursi dan bangku. Dirinya baru mengetahui jika anaknya belajar secara lesehan dari awak media.
Anak Dede juga mengatakan sudah sejak Senin dirinya belajar bersama teman-temannya secara lesehan tanpa diberi alas apa pun. "Sudah sejak Senin tidak ada meja dan kursi. Jadinya lesehan tanpa ada alas sama sekali," ungkapnya. (*)