Bupati Malang beserta Forkompimda Kabupaten Malang memberangkatkan jamaah calon haji kloter 41 dan 42, Rabu (09/08) sore di Lapangan Luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
Pemberangkatan jamaah calon haji Kabupaten Malang 2017 ini dilakukan tiga tahap yaitu hari ini dengan memberangkatkan dua kloter, Kamis (10/08) pagi, satu kloter (43) dan Jumat (11/08) kloter 44 yang merupakan gabungan jemaah dari Kota Batu dan Surabaya.
Dr H Rendra Kresna dalam sambutannya mengatakan, seluruh jamaah calon haji Kabupaten Malang diharapkan untuk bisa mematuhi seluruh ketentuan dan aturan yang berlaku, baik mengenai Haji maupun mengenai regulasi yang ditetapkan oleh Arab Saudi.
"Hormati dan patuhi hal itu dan tampilkan perilaku dan budaya kita di sana. Selain beribadah, seluruh jamaah juga sebagai duta Indonesia yang karakternya mampu menghormati aturan negara tuan rumah," kata Rendra kepada jamaah kloter 41 dan 42 yang akan berangkat ke Surabaya.
Rendra juga menegaskan kepada jamaah calon haji agar tidak membawa berbagai barang yang dilarang oleh Pemerintahan Saudi Arab.
"Apa yang dilarang dibawa jamaah, tentunya bapak dan ibu sudah mengetahuinya,"ujarnya. Tapi, kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih mempercayai terhadap benda-benda yang bisa membuat sehat, kuat, kaya dan lainnya yang berupa jimat-jimat, sering kali masih saja dibawa jamaah calon haji dalam menunaikan rukun Islam ke lima ini.
Jimat apapun bentuknya, kata Rendra, jangan dibawa-bawa dalam ibadah haji. "Ini juga barang yang dilarang oleh pemerintahan di sana. Jadi sekali lagi saya tekankan simpan saja di rumah,"ujar Bupati yang juga mendoakan kepada seluruh jamaah calon haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan khusyu dan kembali menjadi haji yang mabrur.
Selain menyampaikan hal-hal yang selaiknya dibawa sesuai ketentuan dan aturan beribadah haji, Rendra juga menyampaikan agar seluruh jamaah Kabupaten Malang untuk menjaga kondisi kesehatannya selama di Makkah.
Dengan kondisi cuaca yang ekstrim yaitu sekitar 45 derajat saat ini, kondisi fisik jamaah sangat rentan mengalami gangguan.
"Resiko tinggi jamaah kita sekitar 30 persen dari total yang berangkat yaitu 1.500 orang. Karena itu tetap jaga stamina di sana," pungkas Rendra yang memberangkatkan 14 bus dari Kanjuruhan Kepanjen dan nantinya di susul 7 bus dari Lawang yang berasal dari kloter 41 dan 42 ini.