Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Pelesir ke Jodipan, Menikmati Sensasi Melintas Sungai Brantas di Atas Jembatan Kaca

Penulis : Nurlaya Ratri - Editor : Heryanto

15 - Oct - 2017, 18:34

Placeholder
Puluhan wisatawan tampak melintasi jembatan kaca Ngalam Indonesia di Kota Malang. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)

Jembatan kaca Ngalam Indonesia baru diresmikan Senin (9/10/2017) lalu. Kehadiran ikon baru pariwisata Kota Malang itu menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.

Terutama yang ingin menikmati sensasi mendebarkan melintasi arus deras Sungai Brantas dari atas jembatan kaca setinggi 9,5 meter dari permukaan tanah. 

Seperti hari ini (15/10/2017) para pengunjung tampak mengantre di sisi kiri-kanan jembatan. Mereka musti menunggu giliran sebab jembatan yang dibangun dengan anggaran Rp 1,2 miliar itu hanya berkapasitas 50 orang saja.

Macam-macam ekspresi pengunjung yang melintas. Ada yang mengernyitkan dahi dan mencengkeram besi pengaman saat melintas.

Ada yang tampak biasa dan asyik mengambil foto dengan ponsel pintar. Ada yang berani berjalan di atas kaca. Ada pula yang memilih berjalan di tepi kanan dan kiri jembatan yang berbahan beton. 

Jembatan yang menghubungkan wisata Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi (3D) Kesatrian itu mendapat apresiasi positif dari pengunjung.

Seperti Mirna Aristanti, pengunjung asal Jakarta yang datang bersama tiga temannya. Mirna mengaku menyempatkan datang di lokasi tersebut di sela paket liburannya ke Gunung Bromo.

"Ya disempatkan ke sini sebelum kembali ke Jakarta, ternyata bagus banget," ujar perempuan 27 tahun itu. 

Mirna mengaku sudah pernah mendengar keberadaan Kampung Warna-Warni sebelumnya. Namun dia baru tahu jika ada jembatan yang menghubungkan dengan Kampung Tridi. "Liburan ke Malang ini puas dapat banyak foto-foto bagus," terangnya. 

Kota Malang memang menjadi pintu masuk wisatawan ke kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS) yang menjadi salah satu destinasi pariwisata prioritas.

Sebagai pintu masuk, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berkomitmen turut menghadirkan suasana wisata yang mendukung pengembangan TNBTS. 

"Kota Malang ini sebelumnya fokus ke wisata belanja dan kuliner, tapi dalam tiga tahun terakhir kami berupaya mengembangkan kampung-kampung tematik untuk menarik minat wisatawan," ujar Wali Kota Malang Moch Anton beberapa waktu lalu.

Selain Kampung Warna-Warni dan Kampung Tridi, kampung tematik lain yang bisa dikunjungi di antaranya Kampung Glintung Go Green (3G), Kampung Budaya Polowijen, Kampung Lukis Sanan, Kampung Arema, Kampung Putih Klojen, dan Kampung Topeng Desaku Menanti.

Anton mengungkapkan, setiap tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang semakin bertambah. Pada 2016 lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9.535 orang. Sementara untuk wisatawan nusantara, mencapai 3.987.074 orang.

"Selama ini kesan Kota Malang sebagai transit, baik wisatawan yang ingin ke Kota Batu atau Bromo dan Kabupaten Malang. Tetapi, karena masuk prioritas maka pengembangan kampung wisata ini jadi daya rangsang wisata di dalam kota," ujarnya. 

Dalam kesempatan lain, delegasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam sosialisasi Guru Sadar Wisata yang diwakili Kepala Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali Dewa GN Byomantara mengungkapkan, peran Kota Malang sangat besar.

"Malang Raya ini sebenarnya berpotensi, dan sudah cukup bagus image pariwisatanya. Terutama untuk sektor MICE (meeting, incentive, convention, and exhibitionatau pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran," terangnya. 

Menurutnya, untuk menggenjot Kota Malang menjadi sepuluh jujukan teratas wisatawan, pihak pemerintah daerah harus menggencarkan event kebudayaan. Sepertinya event-nya harus ditambah.

Baik event yang dibuat, maupun event budaya atau kesenian yang memang sudah ada, ujar Dewa. 
Dewa menegaskan, pihak Kemenpar tidak akan duduk diam. Melainkan menbantu mempromosikan event tersebut baik pada wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Malang Raya sangat berpotensi karena memiliki sejumlah destinasi wisata (misalnya alam, heritage, dan kuliner). Malang juga menjadi daerah pendukung Bromo-Tengger-Semeru.

Menurut Dewa, Kota Malang sebagai kota pendidikan memiliki peran penting untuk mendorong tumbuhnya industri pariwisata.

Pendidikan/akademisi memiliki peran penting mencetak tenaga kerja berkualitas dan berkompeten di bidang pariwisata.

"Ada lima kelompok vital untuk peningkatan industri pariwisata yakni kelompok akademisi, pengusaha, pemerintah, komunitas, dan media. Kami harap ada kerja sama yang optimal antara pemerintah daerah dengan kementerian," pungkasnya. 


Topik

Wisata wisata-jembatan-kaca-di-indonesia-malang jembatan-kaca-malang Ini-Tampilan-Jembatan-Kaca-Malang Sensasi-Berjalan-di-Jembatan-Kaca-Pertama-di-Indonesia Jembatan-Kaca-Kian-Mempercantik-Kampung-Warna-Warni-Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurlaya Ratri

Editor

Heryanto