Kota Malang semakin dikenal dengan beragamnya kampung tematik yang dimiliki. Tahun 2017 ini misalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah berhasil memunculkan beberapa kampung tematik baru.
Di antaranya Kampung Sejarah Tawangsari. Kampung tematik yang berada di kawasan Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru itu diresmikan secara langsung oleh Wali Kota Malang Moch. Anton dan jajaran staf Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang pada April 2017 lalu.
Di sana, setiap tahunnya digelar festival sejarah. Salah satu rangkaian acaranya,yakni pertunjukan reka adegan perang gerilya antara laskar Mayor Hamid Rusdi dengan tentara kolonial.
Juga ada Kampung Keramat yang terletak di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen. Dinamakan Kampung Keramat karena letaknya berada di kawasan pemakaman Kasin. Selain itu, mayoritas warganya bekerja di pemakaman tersebut.
Meski awalnya permukiman padat penduduk, saat ini tampilan kampung tersebut menjadi berbeda. Berbagai mural atau lukisan dinding menghiasi rumah-rumah warga. Uniknya, bermacam mural itu menggambarkan sosok-sosok hantu lokal. Mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, dan lain-lain yang dikartunkan.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Barenlitbang Kota Malang Anis Januar mengungkapkan, dua kampung itu merupakan contoh dari pengembangan kawasan berbasis komunitas yang mendapat anggaran dari Pemkot Malang pada 2017 ini.
Anis menyebut, dukungan penganggaran untuk penyelenggaraan Festival Kampung Sejarah Tawangsari dan Kampung Keramat adalah salah satu wujud komitmen Pemkot Malang pada pengembangan kampung tematik. "Selain itu, pemkot tahun ini telah mengalokasikan dana untuk pembangunan galeri sejarah serta pernak-pernik untuk masing-masing kampung tematik," ujarnya.
Selain mengandalkan pendanaan dari pemerintah, lanjut Anis, Barenlitbang juga terus merumuskan aspirasi tindak lanjut dan prioritas penanganan kawasan kampung tematik. Termasuk juga mengembangkan jejaring kemitraan dan kapasitas kampung tematik. "Pemkot juga mengundang para pengusaha agar dapat membantu membangun sejumlah usulan desain kampung yang belum terakomodasi oleh pemerintah," ungkapnya.
Peluang kerja sama tersebut, lanjut Anis, bisa menggunakan skema corporate social responsibility (CSR) maupun bentuk kerja sama lain yang dapat membantu merealisasikan mimpi masyarakat membangun kawasan tematik. "Kami juga menggandeng para pakar ekonomi kreatif agar mendukung dari sisi branding, positioning dan kemasan kampung," pungkasnya. (*)