Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Menelusuri Petilasan Pertapaan Dewi Kilisuci di Gunung Pegat Blitar

Penulis : Masdain Rifai - Editor : Heryanto

05 - Feb - 2018, 20:01

Placeholder
Petilasan Dewi Kilisuci di Gunung Pegat.(Foto : M.Rifai/BlitarTIMES)

Bagi banyak orang, nama gunung Pegat sudah terlanjur lekat sebagai tempat wisata alam dan mencari kesejukan. Namun siapa sangka, di tempat ini terdapat sebuah tempat keramat, petilasan bekas pertapaan Dewi Kilisuci, putri dari kerajaan Kahuripan.

Petilasan Pertapan (tempat bertapa) Dewi Kili Suci berada di puncak Gunung Pegat di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.  

Tempat bersejarah ini telah menjadi landmark wisata budaya dan jadi tujuan wisatawan khususnya penggila wisata budaya.  

Selain disuguhi pemandangan Gunung Pegat  yang menakjubkan, di tempat ini juga terdapat candi peninggalan kerajaan Kahuripan.

Pengelola Bukit Pertapaan, Rozi, mengatakan bahwa bukit pertapaan yang dulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Dulu untuk menjangkau puncak Bukit Pertapaan, harus berjibaku dengan jalanan terjal dan licin.

Kini kodisinya telah berubah karena telah dibangun infrastruktur jalan beton. Pengelola pun bertekad mengembangka wisata ini agar kedepan lebih baik lagi.

"Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk menjaga dan menjadikan wisata ini sebagai salah satu tujuan utama wisata budaya yang ada di Blitar,” katanya kepada BLITARTIMES (5/2/2018).

Indahnya pemandangan Blitar dari atas petapaan Dewi Kili Suci.(Foto : M.Rifai/Jatim TIMES)

Pantuan BLITARTIMES memang jalan menuju bukit sudah diperbaiki dan di sepanjang track telah berjajar kedai kedai makanan ringan yang dikelola warga.

"Sejak peresmian wisata ini, sampai saat ini kami belum memasang konten, tapi pengunjung masih berdatangan, mungkin dari informasi masyarakat dari mulut ke mulut jadi pengunjung masih berdatangan,” ujar Rozi.

Selain itu di sejumlah titik juga dibangun taman dan spot foto yang akan menambah keseruan perjalanan.

"Agar pengunjung tidak hanya menikmati candi saja, kami memberikan nuansa yang berbeda yakni memberikan spot-spot foto untuk menikmati pemandangan kecamatan Srengat,” tambahnya.

Bukit Pertapaan terletak di sebelah barat Kota Blitar atau tepatnya 10 Km dari alun-alun kota Blitar. Dengan kawasan wisata pedesaaan, tempat ini menawarkan konsep wisata budaya dengan keramahan masyarakat desa khas kabupaten Blitar.

"Setiap bulannya kawasan wisata Bukit Pertapaa tidak pernah sepi pengunjung. Jumlah pengunjung umum rata-rata dalam satu bulan sekitar 1.000 orang,” terangnya.

Pintu masuk Bukit Pertapaan Dewi Kilisuci.(Foto : M.Rifai/Jatim TIMES)

Jika dilihat dari sisi jumlah tersebut dapat dibayangkan betapa pesona wisata Bukit Pertapaan mampu memiliki mangnet tersendiri untuk menyedot wisatawan

Sekelumit sejarah yang mengiringi terbentuknya candi Pertapaan tersebut. Disinyalir nama Dewi Kili Suci sendiri merupakan nama lain dari Sanggramawijaya Tunggadewi  Putri sulung Prabu Erlangga jaman kerajaan Kahuripan yang merupakan kelanjutan Kerajaan Medang era Mpu Shindok setelah boyongan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.  Zaman itu Jawa Timur dan Jawa Tengah masih bersatu dibawah kekuasaan Kerajaan Kahuripan.

Sanggramawijaya Tunggadewi yang seharusnya dinobatkan menjadi Raja atau Ratu menggantikan ayahandanya memilih meninggalkan kehidupan duniawi sebagai petapa dan kemudian bergelar Dewi Kili Suci.

Tahta kerajaan Kahuripan kemudian jatuh ke tangan adik Sanggramawijaya Tunggadewi yakni Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa.(*)


Topik

Wisata blitar berita-blitar Petilasan-Pertapaan-Dewi-Kilisuci



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Masdain Rifai

Editor

Heryanto