Di tahun baru Imlek kali ini, sosok singa berkeliaran di jalanan Tulungagung. Uniknya singa ini tidak buas seperti yang digambarkan dalam berbagai cerita. Bahkan singa-singa itu ramah dan menari di iringi tabuhan genderang. Eit, singa ini ialah penampakan tarian khas khususnya milik warga Tionghoa, Barongsai.
Di sepanjang jalan mereka melakukan berbagai atraksi, sebagai upahnya mereka akan mendapatkan angpao yang langsung diberikan oleh pemilik toko ataupun mengambil angpao yang sudah ditempelkan di teras toko. Tak pelak, itu menarik perhatian para pengendara yang melintas, serta pemilik dan pengunjung toko.
Atraksi barongsai rutin dilakukan sejak 1997 pada Imlek. Tujuannya selain ikut berpartisipasi memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569 yang jatuh pada 16 Februari, tradisi itu dipercaya oleh warga Tionghoa untuk menghilangkan keburukan dan mendatangkan kebaikan serta rejeki melimpah di Tahun Anjing Tanah ini.
“Setiap tahun pasti kita melakukan kegiatan seperti ini. Dan istilahnya lain kegiatan ini mirip seperti ngamen. Karena, setiap beratraksi kita pasti mendapatkan angpao,” ungkap Ketua kesenian barongsai Singamas, Untung Subagyo.
Pria berusia 66 Tahun ini mengatakan, keberadaan barongsai ditengah masyarakat ini menjadi kemeriahan tersendiri dalam perayakan imlek. Selain warga tionghoa, kekentalan suasana imlek juga bisa dirasakan warga non tionghoa, dimana mereka akan dihibur atraksi maupun tarian para barongsai itu. Bahkan, Lanjut Untung, barongsai tersebut menjadi hal baik bagi pemilik toko. Karena terlepas dari keburukan dengan cara memberikan angpao untuk mengusir barongsai yang dipercaya merupakan perwujudan hewan pembawa sial.
“Rutenya dimulai dari Jalan Diponegoro hingga perempatan TT. Kemudian lanjut, ke PO Harapan jaya, dan SPBU Jepun,” jelas warga Kelurahan Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung ini.
Uniknya, anggota dari kelompok barongsai itu dilakukan oleh warga non keturunan Tionghoa. Meski demikian, mereka para anggota cukup lincah. Karena tujuannya menekuni budaya tersebut, selain untuk melestarikannya, juga bertujuan mengurangi kenakalan remaja.
“Untuk angpao yang didapat nantinya akan digunakan untuk kesejahteraan anak-anak, dimana mereka sudah bekerja keras dalam memeriahkan imlek tahun ini,” jelasnya.
Barongsai tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar. Salah satunya, Yuniarti. Dia mengaku rela menunggu hampir setengah jam untuk melihat atraksi barongsai yang turun ke jalan itu. Mengingat, atraksi barongsai itu jarang ditemui, kecuali saat perayaan imlek.
“Pertunjukannya cukup unik apalagi ditambah adanya gerakan lincah itu. Membuat anak-anak saya ini sangat menyukainya,” ungkap warga Desa/Kecamatan Kedungwaru ini.