Ini bentuk sindiran keras masyarakat desa Jarit Kecamatan Candipuro Lumajang kepada pemerintah, atas rusaknya jalan di desa itu, yang diakibatkan oleh banyaknya kendaraan pengangkut pasir yang melintas di desa itu.
Bentuknya cukup unik. Di jalan desa yang masih menyisakan sebuah kubangan air dari sisa hujan, warga ramai-ramai mendatangi tempat tersebut dan membawa joran pancing.
Protes ini dilakukan, karena jalan yang rusak akibat tambang ini tak kunjung diperbaiki, sementara kondisi jalan tersebut dianggap sangat berbahaya bagi warga setempat.
Tak hanya berbahaya saat dilalui, kepulan debu jalanan ketika kendaraan pengangkut pasir melintas, dianggap sebagai sebuah gangguan serius bagi warga setempat.
"Pemerintah harus segera memperbaiki jalan yang rusak. Pemilik tambang juga harus bertanggungjawab terhadap kerusakan jalan yang ditimbulkan oleh akibat aktivitas angkutan penambangan pasir yang melintas di desa ini," kata Alfan Habibi, salah seorang warga setempat.
Protes seperti ini sebenarnya sudah cukup sering disuarakan melalui berbagai kesempatan, termasuk melalui sosial media. Bahkan warga desa lainnya di Kecamatan Candipuro Lumajang menggunakan jasa pengacara untuk meminta kepada Presiden segera mengeluarkan moratorium penambangan di Lumajang, jika jalan yang rusak tidak segera diperbaiki.