Upaya meningkatkan kualitas siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang. Dinas di bawah komando Zubaidah itu menggelar pameran produk para siswa dari lima SMP Terbuka.
Ditemui MalangTIMES, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Malang Totok Kasiyanto mengatakan kualitas skill dan keterampilan siswa di SMP Terbuka tidak kalah dibandingkan sekolah favorit.
"Adanya Lomba Motivasi Siswa Mandiri ini diharapkan anak-anak di SMP Terbuka terpacu untuk kreatif dan inovatif. Ini juga menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap siswa di SMP Terbuka," kata dia dalam sambutan Lomba Motivasi Belajar Siswa Mandiri (Lomajari) 2018 SMP Terbuka Tingkat Kota Malang yang digelar di SMPN 17 Malang/SMP Terbuka 04 itu, Rabu (4/4/2018).
Dalam sambutannya itu, Totok menekankan pentingnya memperkuat pendidikan karakter. Dia berulang kali berpesan agar guru-guru di SMP Terbuka senantiasa sabar dalam mendidik siswa-siswi.
"Meski saya belum pernah mengajar. Tapi marilah kita bersama-sama membangun sinergi antara dinas pendidikan, sekolah, siswa dan orangtua agar anak-anak didik kita bisa sukses dan berdaya saing," tegas dia.
Totok mengatakan total jumlah siswa di SMP Terbuka ada sekitar 548 siswa. Lebih lanjut, dengan label 'SMP Terbuka' sebenarnya sama saja secara sistem pendidikan.
Hanya yang sedikit berbeda ialah jam belajar. Di SMP Terbuka 04 misalnya, siswa mulai masuk sekolah pukul 09.00 WIB. Beda dengan sekolah negeri yang umumnya jadwal belajar dimulai pukul 6.45 WIB.
Ketua Panitia Lomba Motivasi Belajar Siswa Mandiri (Lomajari) 2018 SMP Terbuka Tingkat Kota Malang Musthafa mengatakan ada serangkaian lomba yang digelar. "Ada cerdas cermat dan juga ada lomba keterampilan. Nah, untuk lomba ini hasil karya anak-anak harus bernilai jual," kata dia.
Musthafa yang juga kepala sekolah di SMP Terbuka 04 Kota Malang itu menjelaskan untuk hasil karya siswa ini pihaknya menyeleksi betul. "Kalau ada yang terlalu bagus malah tidak kami masukkan. Karena kami ingin benar-benar hasil karya dari siswa yang kami pamerkan di sini," ungkap dia.
Ia mencontohkan makanan dan minuman. Selain itu adalah karya kerajinan tangan dari batik tulis karya anak-anak. "Misalnya ada batik yang mereka buat sendiri. Karena juga bagian dari ekstrakulikuler kita di sekolah. Selain itu, ada korden yang kualitasnya tidak kalah di pasaran. Harganya juga tidak sampai empat ratus ribu," tukas Musthafa. (*)