Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Monumen Tugu, Saksi Bisu Perjuangan Arek Malang Perjuangkan Kemerdekaan

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : A Yahya

18 - Jun - 2018, 14:01

Placeholder
Monumen Tugu (Yukpiknik.com)

Monumen Tugu, menjadi salah satu saksi bisu akan perjuangan arek-arek Malang dalam melawan Belanda serta mempertahankan kemerdekaan. 

Sampai sekarang, monumen yang diresmikan oleh Presiden Soekarno itu selalu menjadi kebanggaan. Bahkan kini menjadi ikon yang tak lepas dari citra Kota Malang.

Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang Ronal Ridhai bercerita jika Monumen Tugu pertama kali dibangun pada 17 Agustus 1946, satu tahun pasca Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. 

Namun belum sampai jadi 100 persen, pembangunan berhenti lantaran terjadi Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada tahun 1947. Kejadian tersebut membuat bangunan monumen porak poranda. Belanda yang berhasil menguasai kembali Kota Malang pun meletakkan sederet atribut beserta benderanya di kawasan pembangunan monumen.

"Saat agresi belanda I, Belanda sengaja menduduki kembali kawasan tugu tersebut sebagai bukti bahwa mereka kembali menguasai Indonesia, utamanya Kota Malang," katanya.

Belanda meninggalkan Malang pada tahun 1948 ketika Perjanjian Renville ditandatangani. Genjatan senjata antara ke dua belah pihak berangsur pindah pada meja diplomasi. 

"Sejak saat itu, Kota Malang kembali berbenah, termasuk memulai pembangunan Monumen Tugu," tambah Ronal.

Pembangunan Monumen Tugu pun kembali dilanjutkan. Karena masyarakat menilai jikaemonumen tersebut sebagai salah satu pertanda atau kebanggaan masyarakat Kota Malang karena berhasil meraih kemerdekaannya lagi. 

"Pada 1950 Presiden Soekarno pun datang dan meresmikan Monumen Tugu Kemerdekaan itu," imbuhnya.

Sampai sekarang, monumen pun masih berdiri kokoh dan lebih dipercantik dengan berbagai suasana baru. Jika dulu Tugu tersebut hanya dikelilingi taman dan kolam saja, maka sekarang sudah terdapat berbagai perubahan dengan sentuhan-sentuhan baru.

Lebih lanjut dia menegaskan, Monumen Tugu pada dasarnya bermula dari Coen Plein. Sebuah taman dengan tanah yang lapang berbentuk bundar. Itu juga sebabnya, sekarang selain dikenal sebagai Alun-alun Tugu, ikon dari Kota Malang itu juga dikenal sebagai alun-alun bundar.

Alun-alun bundar atau Coen Plein itu mulai dibangun pada sekitar tahun 1920 an. Saat itu, alun-alun hanya berupa tanah lapang yang berupa rerumputan saja. Di tengah taman sama sekali tak terdapat monumen seperti yang ada sekarang, melainkan terdapat air mancur.

Beberapa ruas jalan yang menuju Coen Plein ada di sekitar kawasan tersebut. Diantaranya adalah pada sisi barat taman yang menghubungkan Coen Plein denga jalan Brawijaya atau dulu bernama Oudthoornstraat. Kemudian dari sisi Timur terdapat Daendels Boulevard atau yang sekarang dikenal sebagai Jl. Kertanegara yang menuju Stasiun Kota Baru Malang.

Tujuh tahun pasca membangun Coen Plein, pemerintah mulai merealisasikan pembangunam Balai Kota Malang yang selesai dalam waktu dua tahun, tepatnya di tahun 1929. Pembangunan dilakukan oleh seorang arsitek bernama HF. Horn yang berhasil memenangkan sayembara yang dibuat oleh pemerintah pada saat itu.

Selain membangun balai kota, sebagai kawasan penanda wilayah baru, kawasan Coen Plein pun dibangun banyak infrastruktur dan bangunan resmi lainnya. Seperti HBS (AMS), sekarang SMA Negeri, tempat kediaman panglima militer, Hotel Splendid, dan Kantor Dinas Topografi, serta bangunan villa lainnya.


Topik

Agama Monumen-Tugu Perjuangan-Arek-Malang sejarah-malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Pipit Anggraeni

Editor

A Yahya