Mendekati hari H Pilkada Kota Malang 2018, pasangan calon (paslon) SAE terus berusaha secara optimal memanfaatkan sisa waktu kampanye.
Paslon ini terus gencar menjaring aspirasi dan dukungan semua golongan masyarakat.
Namun dalam jaring aspirasi yang dikemas blusukan itu, SAE klaim selalu tetap pada koridor yang benar yakni menjaring aspirasi tanpa embel-embel apapun.
Maksud tujuan blusukan murni untuk meraih simpati tidak dengan cara-cara curang seperti money politic atau pemberian sembako kepada warga.
Ditegaskan Bung Edi, sapaan akrab calon Wakil Wali Kota Malang pasangan Sutiaji, bahwa dalam kampanye selama ini, SAE terus menawarkan program-progrma unggulan tanpa menyisipkan unsur-unsur money politic.
“Ini perlu diluruskan. Paslon SAE tidak memberi macam-macam seperti itu, tetapi kami menawarkan program kerja dengan niatan ibadah bersama warga membangun Kota Malang yang lebih baik demi kesejahteraan bersama”, ujarnya di depan warga Bareng belum lama ini.
Barter sembako dan uang dengan suara, lanjutnya, akan merusak kualitas demokrasi.
Dampaknya tentu lahirnya seorang pemimpin yang koruptif dan mengkhianati amanah rakyat.
"Tentunya Kota Malang tak ingin pemimpjn seperti itu, kita ingin demokrasi yang berkualitas. Pemimpin berkualitas hanya bisa dilahirkan dari hasil demokrasi yang berkualitas termasuk demokrasi tanpa politik uang," pungkas Bung Edi.