Upacara kemerdekaan tidak hanya dilakukan instansi pemerintahan, masyarakat pun dengan swadaya menggelar upacara bendera. Seperti cara unik yang dilakukan warga Jalan Muharto Gang 7 RT 06 RW 10 Kelurahan Kotalama, Kota Malang. Mereka melaksanakan upacara bendera di tengah aliran Sungai Amprong.
Kegiatan dimulai sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Puluhan warga lintas generasi, mulai anak-anak hingga sesepuh tampak khidmat mengikuti seluruh prosesi. Mereka mengawali upacara di atas sungai dengan sekolompok pemuda yang membawa bendera merah putih dengan cara tubing atau menyusuri sungai menggunakan ban dan pelampung.
Setelah melintasi sungai lebih dari 50 meter menuju lokasi upacara, bendera yang dikibarkan di sebuah tiang kayu putih itu kemudian diserahkan secara estafet. Lantas, tiang bendera ditancapkan tepat di tengah aliran air sembari diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Derasnya arus sungai tidak menjadi masalah bagi warga. Mereka tampak biasa berpijak di antara bebatuan sungai dengan kedalaman sekitar 40 sentimeter. Bagi warga setempat, sungai Amprong menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan sungai yang bersih walaupun berada di perkampungan padat penduduk.
Ketua Pemuda RW 10 Kelurahan Kotalama, Rudi Rudolf mengungkapkan bahwa kegiatan upacara bendera di atas sungai itu sengaja dilakukan sebagai wujud syukur atas 74 tahun kemerdekaan RI. "Upacara di sungai ini juga lebih sakral. Sekaligus melanjutkan acara yang sebelumnya, ada kegiatan selametan kali di Sumber Ringin, Sungai Amprong ini," tuturnya.
Rudi menyebut para pemuda sepakat untuk mengambil konsep kembali ke alam. "Sedikit sulit, arus cukup deras. Kesulitannya hanya di saat estafet bendera, kalau yang tubing dari atas malah nggak begitu sulit, arusnya relatif tenang," paparnya.
Menurutnya, warga membutuhkan waktu satu Minggu lebih untuk berlatih keseimbangan berdiri di atas batuan sungai dan arus deras. Sekitar 40 anggota karang taruna setempat turut ambil bagian dalam persiapan. "Semua terlibat, bukan hanya pemuda, tetapi anak-anak dan sesepuh kampung juga. Kami juga berharap upacara ini menjadi bagian kampanye pelestarian lingkungan," tegasnya.
Diharapkan, upacara tersebut bisa mengajak muda mudi untuk peduli pada lingkungan. Lewat upacara tersebut, diharapkan menjadi salah satu cara untuk melestarikan alam, terutama Sungai Amprong. "Sumber ini kan bagus, airnya bisa langsung diminum. Selama ini pemuda di sekitar sini masih kurang memahami. Jadi kami ingin mengambil konsep kembali ke sungai dan menjaga alam," pungkasnya.