Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Sukes Beternak Ikan Koi , Pemuda Nglegok Ini Raup Omzet Ratusan Juta

Penulis : Mardiano Prayogo - Editor : Heryanto

23 - Nov - 2017, 19:16

Placeholder
Fauzi beraktifitas di sawah, nampak ia memanen ikan koi. (Foto : M.Prayogo/BlitarTIMES)

Pekerjaan Mohammad Fauzi yang setiap harinya di sawah memelihara ikan sering dipandang sebelah mata. Namun tak disangka omzet yang berputar setiap bulannya mencapai nilai ratusan juta. Sebab dia berhasil mengembangbiakkan sendiri ikan koi yang dikenal mempunyai nilai yang tinggi.

Warga Dusun Kuwut, Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, ini menjelaskan kalau bisnis ikan koi itu prospeknya bagus. Sebab harga ikan hias ini cukup stabil harganya. Dimana ikan yang masuk ke Indonesia sejak zaman Presiden Sukarno itu tetap stabil nilainya. Tidak seperti ikan lohan dan arwana yang pertama muncul langsung booming tapi beriring berjalannya waktu nilainya turun drastis.

“Jadi harganya itu stabil mas, maka dari itu saya tertarik lalu belajar dari petani koi yang juga tetangga saya,” katanya kepada BLITARTIMES, Kamis (23/11/2017).

Menurut dia, cara untuk bertani koi sendiri cukup mudah dilakukan. Dimana hanya butuh keuletan saja dalam memelihara. Yakni seperti rajin datang ke sawah untuk memberi makan tepat waktu 3 kali sehari, memeriksa jumlah air sawah, serta memerikasa kesehatan ikan koi itu.

“Mudah kok memeliharnya hanya beri makan saja tiap hari. Makanannyapun cukup beli siap saji di toko seperti layaknya sentrat pada ayam,” ungkap pria umur 30 tahun ini.

Masalah hal yang sulit adalah kegiatan pensortiran dari ikan koi ini. Dimana harus jeli memilih koi berkualitas dan mana yang biasa saja. Sebab ini bisa mempengaruhi harga pada saat panennya.

“Memilih koi antara yang bagus atau tidak itu yang sulit, butuh jiwa seni. Layaknya kain batik itu kan jenisnya banyak tapi nilainya beda berdasarkan motif, kecerahan, dan ketajaman warnanya,” papar lajang yang pernah kuliah Ilmu Hukum di Unisba Blitar.

Waktu panen dari koi inipun tergolong cepat. Hanya sekitar dua bulanan saja koi bisa dipanen dari sawahnya. Selepas panenpun biasanya sudah dipesan oleh pembeli yang rata-rata dipesan oleh orang luar kota melalui jual beli online.

“Pembelinya online dari luar kota seperti bandung, jakarta, medan itu beli disini. Enaknya uang kita terima dahulu lalu baru kita kirim,” jelasnya.

Setiap panennya sendiri dia minimal bisa meraup uang Rp 100 juta rupiah. Dengan perhitungan koi per ekornya Rp 100 ribu dan penen 100 ekor koi. Sedang ketika koinya bagus-bagus bisa mencapai Rp 300 ribu per ekornya.

“Harganya memang segitu makanya peternak koi harus sering memantau sawahnya, karena kendalanya mesti ada pencuri ikan di sawah,” pungkasnya. (*)


Topik

Peristiwa blitar berita-blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mardiano Prayogo

Editor

Heryanto