Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Opini

Cita Rasa Berbeda Nasi Pecel Mbok Bari dan Sejarahnya

Penulis : - Editor : Yunan Helmy

16 - Mar - 2018, 13:04

Placeholder
Nasi pecel Mbok Bari.(Foto : Meryta For Blitar TIMES)

 Mengunjungi sebuah kota tidak akan lengkap jika tidak merasakan kuliner khas dari kota tersebut. Bukan hanya pengunjung. Masyarakat kota itu juga sayang rasanya jika tidak mengetahui kuliner yang enak dari kota sendiri. Seperti Kota Blitar, kota yang melekat dengan Bung Karno ini memiliki banyak sajian makanan khas yang sudah terkenal dan tentunya memiliki rasa yang enak.

Salah satu sajian yang terekenal dan pastinya juga enak adalah nasi pecel Mbok Bari yang kini dikelola oleh keturunannya merupakan sajian kuliner yang khas dan sudah terkenal dan saat ini memliki banyak cabang di kota Blitar.

Nasi pecel Mbok Bari ini juga merupakan nasi pecel yang sudah melegenda di kota Blitar. Nasi pecel Mbok Bari sudah ada sejak tahun 1964-an. Pada zaman dulu, nasi pecel ini menjadi langganan Bung Karno dan keluarganya. Jadi, tidak heran jika nasi pecel Mbok Bari sangat terkenal di Kota Blitar karena rasanya yang enak.

Nasi pecel Mbok Bari merupakan salah satu kuliner yang khas dan enak dari Blitar. Pecel merupakan salah satu kuliner yang menjadi andalan di Blitar, meskipun masih kalah terkenalnya dengan pecel Madiun yang sudah ada di kota-kota umumnya. Tetapi Pecel Blitar tidak kalah enak dengan nasi Pecel Madiun.

Di warung nasi pecel Mbok Bari terdapat nasi pecel dengan kombinasi aneka sayuran yang banyak dan beragam tentunya membuat pecinta kuliner sangat senang. Ada daun singkong, tauge, bumbu pecel, dengan lauk tempe dan peyek. Namun dapat juga menambahkan lauk lagi apabila mengingikan lauk yang lain karena di pecel Mbok Bari tersedia banyak menu yang bisa pengunjung pilih dan coba karena variasi lauk di warung pecel Mbok Bari ini ada banyak juga.  

Selain nasi pecel yang disediakan, pengunjung juga bisa menikmati masakan khas nusantara yang mungkin sekarang ini jarang didapatkan seperti uap, botok tawon, sayur lodeh, oseng-oseng, terong balado, gulai ikan, sayur terik (tempe, tahu dan ayam yang dibumbu kuah kuning) dan masih ada menu pilihan lainnya yang memiliki tampilan yang menarik dan patut unturk dicoba.

Nasi pecel Mbok Bari berisi kombinasi  daun singkong yang sudah direbus, tauge, potongan mentimun yang biasanya berbentuk dadu-dadu, dan juga ada daun kemangi yang membuat lebih segar kemudian disiram dengan bumbu pecel khas pecel Mbok Bari setelah itu diberi lauk tempe goreng dan tidak lupa juga ditambahkan iwak peyek.

Rasa pecel Mbok Bari memliki cita rasa yang khas yatu campuran gurih dan sedikit pedas, kemudian tekstur kacang yang ada di bumbu pecelnya juga masih terasa karena memang kacangnya ditumbuk sedikit kasar yang menyebabkan kacangya masih terasa. Kemudian penggunaan daun singkong yang ada pada nasi pecel Mbok Bari ini berbeda dengan nasi pecel lainnya, karena biasanya menu nasi pecel biasanya menggunakan daun bayam bukan daun singkong. 

Kemudian penggunaan daun kemangi pada nasi pecel Mbok Bari juga menjadikan ciri khas dari nasi pecel Jawa Timuran. Aroma khas yang diperoleh dari daun kemangi ini menjadikan nasi pecel Mbok Bari menjadi sajian nasi pecel khas Jawa Timuran yang mudah sekali dikenali. Kemudian ditambah dengan rasa lauk tempe goreng yang begitu gurih serta dengan ditambahkan iwak peyek semakin menambah tekstur renyah krenyes-krenyes ketika menyantap nasi pecel Mbok Bari.

Nasi pecel merupakan menu utama yang ada di warung nasi pecel Mbok Bari sesuai dengan namanya, yang juga merupakan makanan khas daerah kota-kota Jawa Timuran seperti daerah Blitar, Madiun, Kediri, dan juga Ponorogo. Mbok Bari sendiri merupakan salah satu seorang penjual nasi pecel sejak tahun 1964 yang dahulunya dikenal dengan nama nasi pecel Bledek-nya di daerah Blitar, nama nasi pecel Bledek disematkan kepada nasi pecel Mbok Bari dikarenakan rasa khas dari sambalnya yang terkenal sangat pedas sekali. Kemudian selain nasi pecel, di warung nasi pecel Mbok Bari juga menyediakan masakan lainnya seperti rawon dan sayur lodeh yang tentunya masakan tersebut tidak kalah enak dengan nasi pecel yang menjadi sajian utama di warung Mbok Bari. Kemudian selain itu juga ada jajanan pasar yang khas jawa timuran yang tentunya sangat sayang jika tidak dicicipi.

Nasi pecel Mbok Bari ini sangat spesial jika di hidangkanpada pagi hari tepatnya untuk sarapan pagi, ka4ena selain rasanya yang enak nasi pecel Mbok Bari juga memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari nasi pecel yang ada pada umumnya dan masih terjaga keaslian cita rasanya dari tahun ke tahun selama 55 tahun rasa khasnya tetap sama dan hal tersebut yang membuat nasi pecel Mbok Bari tetap eksis.

Jika berkunjung ke Blitar apalagi datang ke makam Bung Karno, nasi pecel Mbok Bari sudah memiliki enam cabang warung nasi pecel yang semuanya berada di daerah Blitar. Keenam cabang warung tersebut bertuliskan ‘ pecel Mbok Bari 1 – 6’, tetapi jika ingin mengetahui warung nasi pecel Mbok Bari yang asli letak warung nasi pecel Mbok Bari berada di jalan Ir Soekarno 217. Lokasinya yaitu dari Makam Bung Karno (MBK) bisa berjalan kaki yang jauhnya kurang lebih sekitar 300 meter jika dari Makam Bung Karno (MKB) dan tinggal berjalan kearah utara, warungnya pun masih sama dari sejak zaman dahulu karena memang dipertahankan keasliannya sejak dimulainya dulu aitu tahun1964 dan pada warungnya juga bertuliskan ‘ Pecel Mbok Bari sejak 1964’.

Melihat sejarah dari warung nasi pecel Mbok Bari, sejarah warung nasi pecel Mbok Bari sangat panjang sekali legenda kuliner ini dan juga sangat menarik. Keberadaan warung nasi pecel Mbok Bari berawal pada tahun 1964, awalnya dahulu hanya sebuah lincak / meja pendek yang saat itu digelar di sisi timur trotoar yang tepatnya berada di jalan Ir Soekarno, dahulunya pendiri pertamanya yaitu Subari mengajak istrinya menggelar angkringan untuk berjualan pecel. Pada saat itu tepatnya tahun 1964, yaitu saat bertepatan dengan Gunung Agung Bali meletus, seperti yang telah diceritakan oleh Sukarni (66), anak pertama dari pasangan Subari dan istri.

 "Pokok pas gunung agung meletus kalau tidak salah tahun 1964, dulu itu awal jualannya hanya di lincak didepan itu, jualnya dulu itu setiap pagi. Kalau nasinya habis itu, mejanya dikukuti (dibersihkan),"kata Sukarni.

Dalam penjualan sehari, Subari menghabiskan lumayan banyak beras yaitu satu rinjing ( anyaman bambu uang digunakan untuk menyimpan beras). Tetapi kalau sekarang warung nasi pecel Mbok Bari bisa menghabiskan sekitar kurang lebih 10kg beras yang bisa habis dalam sehari.

Namun jika bumbu yang dijual masih tersisa dan lauk serta sayurnya masih tersisa juga, biasanya akan ditambahkan memasak nasi lagi, mereka biasanya bisa masak lagi di tungku, tetapi jika bumbu pecel yang dijual sudah habis maka mereka akan menutup warungr nasi pecel Mbok Bari atau angkringan agar tidak mengecewakan pelanggan yang datang.

Tidak hanya memasak nasi yang sangat banyak, di warung nasi pecel Mbok Bari juga membuat sambel banyak pula seperti yang dikatakan oleh sukarni. "Sambel itu ndeplok untuk dijual tiap harinya, bagian yang di berikan kepada anak laki – laki tertua yaitu diberi tugas untuk ndeplok sambel pada tiap sore harinya. Ini sampai alu sama pasang didepan warung, buat kenang – kenangan di jaman dahulu waktu susah,” imbuhnya.

Berselang setahun kemudian, Subari mampu mengontrak warung kecil di depan, yaitu yang digunakan untuk tempat awal berjualan. Warung pecel becat biru milik Mbok Bari yang menghadap ke timur, dan hingga sekarang tidak ada bagian depan warung nasi pecel Mbok Bari yang dirombak, warna cat juga masih dipertahankan yaitu warna biru. Hanya saja penataan meja dan kursi pelanggan yang ada sedikit diubah itu bertujuan untuk agar ruangan terkesan lapang. Kemudian renovasi dilakukan yaitu pada bangunan bagian belakang tepatnya pada bagian dapur dan juga pada tempat cuci mencuci piring, renovasi tersebut bertujuan agar ruang dapur terlihat lebih bersih dan lebih leluasa dalam bekerja.

Peracik bumbu  sambel pecel di warung nasi pecel Mbok Bari adalah pak Subari. Itu dikarenakan pak Subari memang jago dalam meracik bumbu sambel dan juga jago dalam memasak berbagai bumbu  masakan yang dikuasai oleh pak Subari, tetapi yang menjadi andalan yaitu sambel pecelnya.

Kemudian sejak warung nasi pecel Mbok Bari di buka tahun 1964, warung tersebut tidak hanya jualan nasi pecel saja, tetapi ada rawon, ada nasi campur juga yang semuanya diracik oleh pak Subari dan istri pak Subari biasanya bertugas membantu goreng lauk, bikin peyek serta mempersiapkan dagangan.

Nasi pecel Mbok Bari selain enak gurih dan rempeyeknya yang renyah juga memiliki porsi yang lumayan karena sudah cukup bisa membuat kenyang, kemudian untuk wisatawan juga disa4akan untuk mampir di wa4ung nasi pecel Mbok Bari yang kini sudah di teruskan usahanya oleh anak – anaknya ini.

Selain keenakan cita rasa yang di hidangkan di warung nasi pecel Mbok Bari ini seperti nasi pecel, nasi rawon, sayur lodeh, dan makanan lainnya, harga yang dibandrol di warung nasi pecel Mbok Bari juga sangat terjangkau, dimana pengunjung dapat menikmati kelezatan makanan khas kota Blitar yaitu nasi pecel Mbok Bari yang rasanya tidak kalah dengan nasi pecel lainnya seperti nasi pecel madiun, nasi pecel kediri dan nasi pecel lain karena disini juga memiliki ke khasan cita rasa dengan harga yang sangat terjangkau yaitu dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 6000 / Rp. 7500 sudah dapat menikmati enaknya sepiring nasi pecel Mbok Bari yang berisikan daun singkong yang sudah direbus ditambah dengan potongan mentimun ditambah lauk tempe goreng serta tidak lupa dengan iwak peyek yang kemudian disiram dengan bumbu pecel khas warung Mbok Bari.

Kemudian untuk pengunjung yang ketagihan dengan nasi pecel Mbok Bari juga bisa membeli sambel pecel  di tempat makan untuk dibawa pulang atau di gunakan sebagai oleh – oleh.(*)

Biodata Penulis

            Penulis bernama Meryta Dwi Setya Ningrum, mahasiswi Prodi Akuntansi Unisba Blitar. Tulisan ini meraih juara pertama lomba jurnalistik kewirausahaan yang digelar Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar pada 24 Februari 2018.


Topik

Opini berita-blitar Nasi-Pecel-Mbok-Bari Kuliner-Khas-Blitar Kota-Blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Editor

Yunan Helmy