Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Opini Intip Aktivitas Isap Mengisap (2)

Kalau Sejarah Berkelamin, Dipastikan Dia Laki-Laki, Para Maestro Isap Sejak Masa Old Sampai Zaman Now

Penulis : - Editor : Soejatmiko

29 - Mar - 2018, 08:34

Placeholder
Hendra Gunawan on artnet.com (Ist)

Kalau Sejarah Berkelamin, Dipastikan Dia Laki-Laki, Para Maestro Isap Sejak Masa Old Sampai Zaman Now 

*dd nana

Saya selalu takjub saat melihat seorang bayi yang dengan rakusnya mengisap air susu dari puting ibunya. Agresivitas sang bayi dengan wajah lembut surganya,  dengan matanya yang terpejam menikmati setiap isapan. Membuat saya ingin kembali ke zaman saya juga suka mengisap. 

Tapi, bayangan indah tersebut, kerap buyar dengan berbagai cara mengisap dari orang-orang besar yang juga berpengaruh pada kehidupan saya, dulu sampai kini. Walau mereka mematut-matutkan wajahnya selembut bayi, saat mengisap berbagai puting susu yang bergelantungan. 

Sumpah, sebenarnya saya tidak ingin menulis orang-orang besar yang maestro isap ini. Tapi, karena jempol telah mengetik judul seperti di atas, saya pasrah. Seperti pasrahnya puting bumi diisap rakus orang-orang besar bertopeng bayi. Atau pasrahnya seorang pasangan, yang menurut Dr Boyke, akan mendapat faedah kesehatan, apabila payudaranya diisap oleh orang tercinta secara rutin. 

Bayangkan saja, dengan mengisap payudara PASANGAN (Saya pakai huruf KAPITAL) sekitar tiga menit saja, bisa membakar sekitar 12 kalori. Bahkan Boyke juga menyatakan dengan rutin mengisap payudara PASANGAN, bisa membuat orang tercinta (PEREMPUAN lo ya) memiliki kekebalan tubuh dari serangan virus. Jadi para istri enggak usah bingung untuk diet dari kegemukan atau cek up kesehatan, cukup lakukan saran Boyke. Halal, nikmat, berpahala dan tentunya menyehatkan. 

Sory, malah kebablasan jelasin isap mengisap payudara PASANGAN. Betapa mudahnya saya ditebak ya pembaca? Bahwa saya pecinta perempuan, bukan laki-laki yang akan saya tulis seperti janji saya di atas (Belajar berjanji sebelum jadi, sudah jadi, janji yaa tinggal janji..). 

Kembali ke topik semula, kenapa urusan isap mengisap kesan jagoannya ada pada lelaki. Mungkin karena saya lahir, besar di pulau yang sistem patriarkhinya amat sangat kuat. Berbagai cerita maupun yang dianggap sejarah di sini, semua menonjolkan para lelaki (padahal anda tahu sendiri siapa yang paling menonjol antara lelaki dan jenis lawannya). 

"Yang mau ditonjolkan lelaki itu lo opo? Jakun tah?," kata teman seniman saya yang laki-laki. 

Tapi, para penulis sejarah lebih terangsang memberi ruang lebar bagi lelaki dibanding perempuan. Soekarno, Tan Malaka, Hatta, Syahrir, Soeharto, Prabowo, (Alm) Gus Dur dan gus lainnya, Habieb Rizieq, Amien Rais, SBY, Jokowi, dan seabreg lelaki di Indonesia yang mengisap panca indera kita selama ini. 

Kenapa mereka lebih mendapat ruang lebar sekali di panggung sejarah? Karena mereka adalah para maestro isap. Dari mengisap yang baik-baik saja sampai pada konotasi isap yang negatif amat sekali. 

Terus kebanyakan penulis para maestro isap dari jenis laki-laki ini ya kebanyakan laki-laki juga kan? "Jadi sejarah kalau punya kelamin, dipastikan kelaminnya laki-laki?," tanya teman seniman saya.  

Apa tidak ada kaum Hawa yang tukang isap? Banyak. Tapi budaya yang mengakar, ruang serta eksploitasi yang di persempit, membuat para perempuan lebih di posisikan sebagai subjek/objek isap para lelaki. 

"Kok bisa?" tanya teman seniman saya yang perempuan. 

"Ya Bisa, " jawab saya sambil memberi contoh dengan sebuah pertanyaan. Tahu iklan rokok atau pernah lihat bungkus rokok merek apapun di Indonesia?  Sang maestro isap di sana jenis kelaminnya apa? 

Sebelum teman seniman saya yang perempuan protes lagi (Sumpah saya selalu kalah kalau berdebat dengan perempuan. Kalau urusan mengisap Insyaallah masih menang), saya sodorkan lagi analisis ngawur saya kepadanya.  

Ingat zamannya dunia dangdut di bor oleh goyangan Ratu ngebor Inul Daratista. Siapa yang paling sewot? Tentunya sang raja dangdut yang tak mungkin saat dipanggung sambil nenteng gitar buntung goyang ngebor. Makanya dia sewot dengan goyang-goyang ngebor yang akan mengisap mata penonton yang kembali paling banyak atau semuanya laki-laki. Pemenangnya siapa? Sang Raja dong,  bukan sang ratu yang bercucuran air mata di televisi dan akhirnya mendirikan perusahaan karaoke. 

Kekuasaan isap mengisap ini terus dilestarikan oleh para lelaki. Baik melalui organisasi, parpol, pemerintahan, sampai di rumah-rumah. Kalau pun ada yang disebut emansipasi wanita, coba deh kalau nganggur hitung aja berapa banyak presiden Indonesia dari kaum hawa? 

Berapa banyak menteri, politikus, kepala daerah, kepala desa dan kepala-kepala lainnya yang dihuni perempuan. Jadi,  nyerah saja. Urusan isap mengisap biarlah kaum pria saja yang jadi maestronya ya,  please...  

Kalau pun ada reaksi yuk buat lagu tandingan yang liriknya :/wanita di jajah pria sejak dulu/... viralkan hingga sejarah berkelamin bukan laki-laki. Dan yang mengisap bukan  para lelaki saja, tapi juga perempuan.

Tandanya kan mulai banyak tuh, pergerakan perempuan yang mulai dilirik jadi ahli isap. Saat KPK yang entah kenapa di foto-foto media selalu yang ditampilkan para lelakinya saat mengadakan operasi tangkap tangan. Seperti perempuan yang jadi kepala di beberapa daerah yang kini menjadi para tersangka KPK. Salah satunya adalah perempuan yang sedang bertarung dalam Pilkada Kota Malang. 

*Penikmat Kopi Lokal Gratisan 


Topik

Opini opini opini-malangtimes aktivitas-isap



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Editor

Soejatmiko