Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Wisata

Genjot Angka Pelancong, Kota Batu Kembangkan Wisata Sejarah dan Budaya

Penulis : Irsya Richa - Editor : Yunan Helmy

13 - Apr - 2018, 12:21

Placeholder
Salah satu peninggalan sejarah di Kota Batu. Yakni makan Dinger di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. (Foto: Istimewa)

Kota Batu tidak hanya mengandalkan wisata alam maupun wisata buatan untuk terus meniakkan kunjungan pelancong. Kini Pemkot Batu melalui Dinas Pariwisata mulai mengajak desa atau kelurahan menggali wisata budaya dan sejarah.

Untuk mengembangkan potensi tersebut, Pemkot Batu memberikan bimbingan teknis (bimtek) bertajuk ‘Pengembangan Destinasi Pariwisata Melalui Eksistensi Sejarah dan Budaya Lokal di Kota Batu’.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono menjelaskan, sejarah di setiap desa dan kelurahan di Kota Batu akan mulai diangkat. Mulai bangunan peninggalan Belanda hingga candi-candi yang ada akan mulai dikembangkan. “Segala peninggalan yang ada di Kota Batu akan kami angkat karena itu bagian dari sejarah dan budaya di Kota Batu,” ungkap dia.

Salah satu peninggalan sejarah yang akan dikembangkan menjadi destinasi wisata adalah makam Van Dinger di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji. Dari cerita masyarakat setempat, bangunan tersebut merupakan tempat pemakaman Dinger yang meninggal pada tahun 1917. Dinger adalah warga Belanda sekaligus tuan tanah di wilayah setempat yang cukup disegani pada masanya.

Di sisi lain, ada wisata sejarah dan budaya Candi Songgoriti yang terletak di Dusun Songgoriti, Kelurahan Songgokerto. Berdimensi 14,50 m x 10 m dengan tinggi 2,5 m, candi yang sebagian besar wujudnya sudah hancur itu diyakini merupakan satu-satunya peninggalan Mpu Sindok di Kota Batu.  Raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar 929-947 itu disebut-sebut dimakamkan tak jauh dari kompleks candi, di bangunan yang disebut pesarean Mbah Pathok.

Candi Songgoriti ini memiliki keunikan khusus yang tak banyak diketahui, yakni sumber mata air dingin yang disebut air Pasang Giri. Sumber mata air dingin ini menyembul di tengah-tengah sumber mata air panas dengan ukuran kolam hanya 75 cm x 75 cm.

Selain Candi Songgoriti, juga terdapat arca ganesha yang terletak di Dusun Klerek, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo. Arca berbentuk gajah duduk dengan tinggi satu meter ini kini dipayungi gazebo dari beton. Untuk dapat mencapai arca peninggalan Kerajaan Singosari ini, pengunjung harus melalui jalan bebatuan tanpa aspal sejauh 500 meter.

Masih banyak lagi peninggalan yang perlu digali menjadi destinasi wisata di setiap desa dan kelurahan. Karena itu, perlu adanya bimtek untuk membekali para pelaku wisata dalam mengembangkan dan memajukan destinasi wisata. “Bimtek ini diperlukan untuk membantu memajukan destinasi budaya dan sejarah yang ada di detiap desa atau kelurahan. Dan pasti ada di sana tanpa kehilangan jati diri budaya lokal,” imbuhnya.

Ia menambahkan, untuk bisa bersaing dan terus bertumbuh dalam hal perekonomian, pelaku wisata harus bisa memperkuat sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan 4P (product, place, price, dan promotion). “Adanya pengembangan ini diharapkan bisa membantu perekonomian daerah tersebut,” ujar pria yang juga staf ahli ini. (*)


Topik

Wisata berita-batu-malang Kota-Batu-Kembangkan-Wisata-Sejarah-dan-Budaya Dusun-Wonorejo Desa-Tulungrejo Kecamatan-Bumiaji Kota-Batu



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy