Naiknya kurs dolar Amerika terhadap rupiah ternyata tidak berpengaruh terhadap harga kedelai di Kota Probolinggo. Jika sebelumnya harga kedelai Rp 7,5 ribu, saat ini tetap Rp 7,5 ribu per kilogram meski kurs dollar naik dari Rp 14 ribu menjadi Rp 15 ribu.
Kondisi tersebut disampaikan Halim (53), distributor atau penjual kedelai, Minggu (9/9) siang di tokonya. Pemilik Toko Sinar Niaga ini mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menaikkan harga. Sebab, harga kedelai di tingkat importir Surabaya belum naik, meski rupiah melemah terhadap dolar.
Halim tidak memungkiri, memang ada kenaikan harga, namun tidak sampai melonjakam Ia menyebut kenaikannya antara Rp 50 sampai Rp 100 per kilonya. Kenaikan tersebut kata Halim kenaikan berkala yang tidak memengaruhi prilaku konsumen. "Meski kurs dolar tidak naik, harga kedelai pernah naikm Ya kenaikannya tidak banyak, antara Rp50 sampai Rp100 per kilonya. Itu sudah biasa," ungkapnya.
Disebutkan, tidak hanya kurs dolar yang menyebabkan harga kedelai naik. Ketersediaan kedelai, juga berpengaruh. Kalau ketersediaan menurun sedang permintaan banyak atau bertambah, maka harga kedelai akan naik, begitu sebaliknya. "Kalau persedian melimpah sedang daya beli menurun, otomatis, harga turun," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Solihin (53) yang siang itu kulakan kedelai di toko Sinar Niaga, Jalan Tjut Nya' Dhien. Ia membeli kedelai untuk membuat tempe di rumahnya. Pria yang tinggal di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan tersebut, membenarkan kalau tidak ada kenaikan. "Ya benar, belum naik. Karena kedelai belum naik, harga tempe tidak kami naikkan," tandasnya.
Tentang naiknya harga kedelai Rp 50 sampai Rp 100 per kilonya, Solihin mengaku, wajar. Dan kenaikan tersebut tidak akan mempengaruhi harga jual tempe. Solihin tidak akan menaikkan harga jual tempenya. Ditanya apa tidak rugi? Solihin menjawab tidak. Hanya keuntungannya saja yang berkurang. "Kalau naik segitu, enggak masalah. Kecuali kalau harga kedelai sampai Rp9 ribu perkilonya. Kami sebagai pedagang tempe akan kelimpungan. Karena kalau hrga tempe naik, enggak ada yang beli," pungkasnya. (*)