Revaldo Ega Praditya warga Desa Gunung Ronggo Kecamatan Tajinan, akhirnya bisa bernafas lega Jumat (21/9/2018). Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini, harus mengalami luka serius setelah menjadi sasaran amukan anjing pemburu. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka gigitan dan cakaran akibat dikeroyok anjing.
Kepala Desa Gunung Ronggo Mulyanto menuturkan, satu minggu, tepatnya 15 September lalu bocah yang akrab disapa Aldo ini hendak menyusul ayahnya ke pemakaman setempat. Maklum saja, saat itu memang ada tetangga korban yang meninggal. Dia tidak sendirian, saat itu Aldo berjalan berdua bersama temannya sepulang sekolah. Saat di perjalanan menuju makam, dua bocah tersebut bertemu dengan satu ekor anjing gladak (pemburu).
“Merasa ketakutan, mereka akhirnya lari menjauh,” kata Muyanto kepada MalangTIMES.
Nahas, upaya keduanya justru memancing insting anjing gladak tersebut. Teman korban berhasil kabur, namun Aldo justru memilih bersembunyi di balik semak-semak ladang tebu. Mirisnya, meski sembunyi anjing tersebut justru mengetahui keberadaan korban. “Awalnya Aldo diserang satu anjing, selang beberapa saat empat anjing yang lain juga menggigit dan mencabiknya,” imbuh Mulyanto.
Beruntung bocah 12 tahun ini diselamatkan warga sekitar, setelah berteriak minta tolong. Beberapa luka gigitan dan cakaran, memenuhi bagian tubuh korban. Terparah, paha sebelah kiri korban mengalami luka cabikan serius. Mengetahui hal ini, keluarga korban lantas membawa putranya ke RSSA, untuk mendapatkan perawatan.
Dari pendalaman MalangTIMES, Aldo sempat dilarikan ke Puskesmas Tajinan. Namun karena luka yang cukup parah akhirnya dibawa ke RSSA untuk penanganan lebih lanjut. Belakangan diketahui, anjing yang mengeroyok bocah MI ini, merupakan peliharaan salah satu warga yang bernama Khoirul.
Selama ini Khoirul memang bekerja sebagai penjual anjing dan burung. Total ada 6 anjing yang dipelihara. Sebelum terjual, anjing miliknya juga dilatih untuk berburu. Info terakhir, anjing milik Khoirul sudah terjual guna membiayai operasi Aldo yang diperkirakan membutuhkan dana puluhan juta. Setelah mendapatkan perawatan serius, Kamis (20/9/2018) Aldo diperkenankan untuk pulang.
Terpisah, Camat Tajinan Prestiya Yunika menegaskan, agar tidak terulang kejadian serupa, pihaknya sudah memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak melepas anjing peliharaan mereka. Menurutnya hanya ada satu warga saja yang memelihara anjing.
“Info yang saya dapat sudah tidak ada anjing berkeliaran, tapi ini saya sudah menyuruh orang untuk memastikan hal tersebut. Kedepan saya harap kejadian serupa tidak terulang, dan warga harus saling mengingatkan,” pungkasnya.