Tiga tragedi aksi pencabulan yang dilakukan pria dewasa terhadap anak di bawah umur di Tulungagung menjadi momok bagi para orang tua.
Aksi pedofil atau penyakit ketertarikan seksual pada anak ini sudah beberapa kali terjadi dan membuat orang tua harus waspada terhadap anak-anaknya.
Inilah tiga kasus yang terjadi di Tulungagung dan membuat warga kota marmer tercengang mendengar fakta yang menyeramkan ini.
1. Pencabulan oleh Yatimun di Besuki
Polsek Besuki mengamankan Yatimun (46) warga Desa Boireng karena diduga sebagai pelaku tindak pidana perbuatan persetubuan anak di bawah umur.
Yatimun ditangkap di rumahnya sesaat setelah polisi menerima laporan dari UK (ibu korban) yang melaporkan bahwa anaknya Bunga (10) telah mendapat perlakuan pencabulan dari pelaku sebanyak dua kali.
Yatimun datang ke rumah korban saat siang hari dan situasi sepi, korban dicabuli oleh pelaku hanya dengan beralas tikar.
Kejadian ini terjadi pada akhir tahun 2017 lalu atau tepatnya di bulan November.
Yatimun juga telah di vonis oleh hakim Pengadilan Negeri Tulungagung dengan hukuman maksimal yakni 14 tahun penjara atas perbuatan yang dilakukan.
2. Aksi Pencabulan Jarni, Tuna Netra Asal Kalidawir
Aksi ini masih segar dalam ingatan warga kota marmer, dukun pijat yang diketahui bernama Jarni (49) dari Dusun Dul Njet Karangtalun Kecamatan Kalidawir diduga melakukan perbuatan cabul pada anak di bawah umur, Bunga (14) yang merupakan adik istri Jarni.
Awalnya Jarni mengaku melakukan perbuatan cabul itu sebanyak tiga kali, namun saat dilakukan penyidikan ternyata Jarni berbuat aksi bejatnya sudah sekitar enam tahun.
Bahkan dari sumber yang di himpun, aksi Jarni ini dilakukan pada Bunga sejak duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD).
Kini Jarni ditahan atas perbuatan yang dilakukan tersebut
3. Aksi Cabul Gadis Empat Tahun Asli Ngunut
Sebut saja Gudik (40) pria asli di salah satu desa di Sumbergempol ini telah dilaporkan oleh orang tua Cempluk (4) warga salah satu desa di Ngunut Tulungagung.
Aksi Gudik terbongkar saat Cempluk mengeluh sakit di kemaluannya saat pipis atau buang air kecil.
Cempluk cerita pada orang tuanya setelah di ajak memberi makan ikan gurami itu kemudian di ajak masuk ke kamar dan lampu dimatikan
Setelah lampu mati, bocah yang masih lugu itu di sekap mulutnya kemudian alat kelamin Gudik dimasukkan pada kemaluan si bocah
Gudik juga minta pada anak tersebut agar tidak menceritakan kejadian itu ke orang tuanya
Polisi telah memeriksa korban dan memanggil terlapor, namun rupanya Gudik sadar akan perbuatan yang dilakukan dan kabur dari rumah untuk menghindari hukuman yang akan diterimanya
Kasus ini masih hangat dan bergulir, dengan belum ditangkapnya pelaku ini membuat para orang tua was-was karena Gudik masih berkeliaran dan bisa saja mencari mangsa lain.