Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Di Forum Pencegahan Terorisme Dunia, Risma Paparkan Pemulihan Surabaya Pasca-Teror Bom

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Yunan Helmy

26 - Sep - 2018, 09:18

Placeholder
Wali Kota Risma saat melakukan paparan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara pada Global Counter Terrorism Forum yang digelar di Roosevelt Hotel, New York, AS, Selasa, (25/9/2018). Dalam forum itu, Risma memaparkan pemulihan Kota Surabaya pasca-adanya teror bom beberapa waktu lalu.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu mengatakan, Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk 3,3 juta orang. Menurut survei Gallup World Poll, Surabaya menunjukkan kinerja yang memuaskan dari berbagai aspek, sehingga sangat berkontribusi terhadap kepuasan negara.

“Oleh karena itu, sangat mengejutkan bagi kami dan semua warga Surabaya setelah mendengar bom yang diledakkan di tiga gereja di kota damai kami. Apalagi bom itu sampai menewaskan beberapa orang dan membawa trauma pada warga lain,” kata Risma, sapaan akrab wali kota, dalam paparannya.

Menurut Risma, yang berbeda dari serangan bom di Surabaya adalah melibatkan perempuan dan anak-anak, baik sebagai korban maupun sebagai pelaku. Karenanya, Pemkot Surabaya bergerak cepat dan melakukan langkah-langkah spesifik dengan menggandeng semua

pemangku kepentingan untuk bekerjasama memulihkan kondisi Surabaya. “Karena hanya dengan bekerja bersama, kita dapat memiliki lebih banyak kekuatan dan melakukan hal-hal lebih cepat,” tegasnya.

Pada saat itu, Risma mengaku langsung meninjau tiga gereja yang diserang bom dan mengerahkan jajarannya untuk membersihkan tiga gereja yang diserang itu. Bahkan, saat itu pula pemkot bekerjasama dengan asosiasi dokter serta semua rumah sakit di Surabaya untuk fokus membantu korban yang terluka.

“Kami juga bekerjasama dengan petugas kepolisian, terutama Detasemen Khusus 88 untuk mengungkapkan data para pelaku. CCTV yang kami pasang di semua area kota telah banyak membantu kami dalam mendapatkan data cepat dari para penyerang,” kata dia.

Saat itu, lanjut dia, pemkot menghubungkan data dari CCTV dengan database kependudukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, dan informasi keluarga pelaku teror. Petugas polisi kemudian melakukan analisis terhadap orang-orang yang mereka temui beserta kegiatan-kegiatannya.

Akhirnya, di situlah ditemukan bahwa para pelaku ini terhubung dengan keluarga lainnya yang melakukan serangan keesokan harinya. “Jadi, data kami juga membantu petugas detasemen khusus untuk mengungkapkan jaringan mereka dalam proses yang cukup cepat,” tegasnya.

Di rumah pelaku, jajaran kepolisian menemukan banyak bahan yang digunakan untuk membuat bom rakitan dan beberapa bom yang siap meledak. Polisi kemudian meledakkan bom itu di tanah Pemkot Surabaya yang sudah dipersiapkan sebelum. “Kami juga menyediakan kamar mayat untuk menjaga tubuh korban sebelum dikuburkan,” ujarnya.

Penangkapan beberapa tersangka di rumah mereka juga telah menyebabkan trauma bagi anak-anak mereka. Makanya, pada hari serangan dan beberapa hari setelahnya, Wali Kota Risma memutuskan untuk menghentikan kegiatan sekolah (libur). Hal ini penting untuk memberi waktu bagi pemkot menangani anak-anak yang terkena dampak tragedi ini dan menyembuhkan trauma mereka sebelum dapat kembali lagi ke sekolah.

Upaya pemulihan itu tidak berhenti sampai di situ.Risma keesokan harinya langsung mengumpulkan berbagai elemen masyarakat dan komunitas untuk bersama-sama mencegah terorisme dan gerakan radikal. Secara bertahap, ia juga bertemu dengan kepala sekolah dan guru agama, pengurus masjid, dan juga pengamat jentik nyamuk (bumantik) yang biasanya masuk ke rumah-rumah warga. “Mereka kami minta untuk melaporkan kapan pun mereka menemukan sesuatu yang mencurigakan di rumah warga,” ujarnya.

Teror bom itu ternyata memberi pelajaran tersendiri bagi Pemkot Surabaya. Akhirnya, muncullah aplikasi SIPANDU untuk mencegah terorisme dan radikalisme di tengah-tengah warga. Dengan aplikasi ini, warga bisa mengirimkan laporan tentang orang-orang yang mencurigakan di daerah mereka. (*)


Topik

Pemerintahan berita-surabaya Forum-Pencegahan-Terorisme-Dunia Wali-Kota-Surabaya-Tri-Rismaharini- -Global-Counter-Terrorism-Forum



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Yunan Helmy