Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) di wilayah Desa Tlekung, Kota Batu kini menjadi pengguna harian biogas. Warga tersebut memanfaatkan pengolahan biogas dari gas metan yang dihasilkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung.
Biogas tersebut bisa digunakan secara gratis. Meskipun setiap bulan, masing-masing KK diminta untuk biaya perawatan pipa sebesar Rp 10 ribu.
Kabid Persampahan dan Pertamanan Kota Batu Mawardi mengungkapkan, selain tersambung dengan pipa, ada pula warga yang mengambil gas secara langsung ke TPA.
"Jadi memang biogas ini gratis. Selain tersalur ke rumah-rumah warga dengan pipa, ada juga yang datang ke TPA membawa ampul plastik atau ban bekas untuk wadah gas dan dibawa pulang," urai Mawardi. Menurut dia, selama ini produksi gas metan bergantung pada jumlah sampah yang masuk ke TPA.
Rata-rata, per hari sampah yang didistribusikan dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) hingga ke TPA sebanyak 80 ton.
"Saat ini ada lima instalasi biogas yang sudah jalan untuk disalurkan ke 90an rumah. Jumlah ini meningkat sejak 2015 lalu yang baru bisa untuk 35an KK," terangnya.
Salah satu warga yang memanfaatkan gas metan tersebut, Wakidi mengungkapkan cukup terbantu dengan adanya biogas gratis dari TPA Tlekung. "Ya cukup membantu jadi nggak tergantung sama elpiji, jadi lebih irit," urai pria paro baya itu.
Menurut Wakidi, biogas tersebut dia gunakan untuk kepentingan sehari-hari. Terutama, untuk kegiatan memasak di siang dan sore hari.
"Kalau pagi hari itu (aliran) gasnya agak kecil, hanya bisa digunakan untuk satu kompor. Tapi kalau siang, untuk menyalakan dua kompor langsung bisa," pungkasnya.