Dinsos Kota Probolinggo akhirnya menepati janjinya. Selasa (15/1) sekitar pukul 12.00 mendatangi rumah bayi tanpa anus di Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan. Namun sayang, Ahmad Husen bayi tanpa anus sudah tidak ada di rumah. Bayi itu sudah dibawa oleh orang tuanya ke RSUD dr Muhammad Saleh.
Meski tidak ada penghuninya, kepala Dinsos Zainullah bersama rombongan, tetap saja singgah. Mereka bertemu dengan keluarga Suratiningsih dan Samsul, orang tua bayi tanpa anus. Bahkan kepala dinsos menyerahkan bantuan yang sebelumnya telah dipersiapkan. Disebutkan, selain guna mengetahui kondisi bayi, pihaknya juga ingin memastikan apakah orang tua Ahmad Husen menerima bantuan sosial (bansos) atau tidak.
Jika tidak, maka akan diberi bantuan oleh pemkot setiap bulan. Dan kalau masuk warga tidak mampu, maka yang bersangkutan akan dimasukkan atau ditulis di data base kemiskinan. Setelah ditanyakan ke keluarganya orang tua Ahmad Husein sudah memiliki kartu BPJS Kesehatan dari pemerintah. Selain itu mereka juga sudah terdaftar di Basis Data Terpadu (BDT). “Mereka juga sudah mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan terdaftar di Program Keluarga Harapan (PKH),” ujar Zainullah.
Terpisah, PLT Dirut RSUD Moh Saleh, Rubiyati didampingi Dokter Umum Arif Fadilah membenarkan, kalau bayi tanpa anus datang ke instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD. Orang tuanya meminta untuk diperiksa, karena bayinya sering batuk dan panas. “Ya kami periksa karena orang tuanya bilang ada keluhan. Ternyata, pernafasannya kurang bagus. Infeksi paru,” ujar Arf Fadilah, dokter yang menangani.
Karena itu, pihak rumah sakit mengharuskan Ahmad Husen untuk rawat inap. Jika nantinya orang tua meminta pulang karena akan dirujuk ke RSUD dr Soebandi untuk operasi pembuatan lubang anus, pihaknya tidak akan mengizinkan. Jika memaksa, maka pihak RSUD akan meminta tanda tangan surat keterangan pulang paksa.” Biar kalau ada apa-apa, kita tidak kena,” tambahnya.
Dijelaskan, orang tua bayi tanpa anus Suratiningsi dan Samsul datang ke IGD, bukan untuk meminta rujukan ke RSUD dr Soebandi Jember. Tetapi dalam rangka memeriksakan anaknya, karena ada gangguan batuk dan panas. Terkait dengan operasi pembuatan lubang anus, dr Arif tidak bersedia komentar, mengingat dirinya tidak memiliki kewenangan. Menurutnya, yang bisa menjelakan dan menentukan adalah dokter spesialis.
Karena itu, Arif akan menyerahkan Ahmad Husein ke dokter spesialis anak dan bedah. Dokter spesialis itulah yang nantinya mengetahui, kapan bayi tanpa anus tersebut bisa dioperasi. Merekalah yang nantinya akan membuat rujukan ke rumah sakit yang dituju. Saat wartawan meminta izin untuk memotret Ahmad Husen di IGD, Arif mengatakan akan meminta izin dulu ke orang tuanya. “Maaf ya, orang tuanya tidak berkenan difoto,” pungkasnya.