Wali Kota Malang Sutiaji kembali menggelorakan gerakan puasa gadget. Hal itu dinilainya penting untuk meningkatkan pendidikan karakter pada anak-anak sejak dini.
Gerakan itu disampaikan Sutiaji saat melakukan dakwah dan aktviitas non-kelembagaan dalam kajian Subuh Masjid Nurul Muttaqin, Rabu (16/1/2019). "Bobot pembelajaran lebih ditekankan pada aspek moral, budi pekerti, etos dan budaya yang bernilai positif," katanya.
Aspek yang dimaksud adalah menjadikan siswa semakin sadar dan paham akan budaya antre, menghormati orang tua dan yang lebih tua daripada mereka, bersikap jujur, serta memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang baik.
"Dan saya percaya dengan metode pembelajaran baca hitung yang makin efisien dan efektif, maka itu tidak memerlukan waktu yang bertahun tahun," imbuh Sutiaji.
Lebih jauh, suami Widayati Sutiaji itu menjelaskan, pentingnya pendidikan karakter digelontorkan adalah untuk menekan dekadensi moral akibat imbas negatif arus informasi yang tak berbatas.
Menurut Sutiaji, media sosial (medsos) yang dibangun sesungguhnya bernilai positif. Namun, semakin ke sini, aspek pergunjingan mengarah pada fitnah, ujaran kebencian dan kebohongan terus berkeliaran di kehidupan sehari-hari serta juga dicerna anak anak.
Belum lagi konten dan ujaran pornografi yang memicu perilaku tidak bermoral. Sehingga kondisi ini dapat dikatakan masuk dalam kategori darurat. Artinya, pendidikan moral serta karakter harus menjadi prioritas.
"Agar masing-masing keluarga juga memberikan waktu untuk keluarga dan ada saat puasa gadget (detok sosmed)," imbuhnya.
Selain disibukkan dengan aktivitasnya sebagai wali kota Malang, pria yang akrab disaat Pak Aji ini juga masih aktif mengisi kajian keagamaan. Hampir setiap hari ia mengisi kajian subuh dari satu masjid ke masjid lainnya.
"Saya juga minta maaf bila ada beberapa masjid (jamaah, red) yang belum sempat dihadiri. Itu semua semata karena waktu. Insya Allah hati saya selalu terhubung," pungkasnya.