Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar mencatat sepanjang dua bulan pertama tahun 2019, terjadi sebanyak 33 kali bencana tanah longsor di Kabupaten Blitar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Heru Irawan mengatakan, jumlah kejadian bencana tanah longsor di Kabupaten Blitar tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. "Intensitas hujan cukup tinggi sejak awal tahun jadi memang memicu tanah longsor di beberapa titik," ungkap dia.
Dikatakannya, BPBD mencatat setidaknya selama Januari hingga Februari 2019 sudah ada 33 kejadian tanah longsor. Longsor menerjang beberapa titik di wilayah perbukitan dan tebing di lereng Gunung Kelud yang mencakup Kecamatan Gandusari, Doko, Selorejo dan Kesamben.
"Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2018. Tahun 2018 selama Januari hingga Februari, kami mencatat hanya ada 22 kejadian tanah longsor," paparnya.
Kerawanan ini kini tengah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar. Melalui BPBD, Pemkab Blitar gencar menyosialisasikan mitigasi bencana kepada masyarakat.
"Kerawanan ini memang perlu menjadi perhatian pemerintah. Oleh sebab itu, ada sosialisasi mitigasi bencana. Di sisi lain, kami juga berharap masyarakat terutama yang tinggal di daerah rawan lebih peka terhadal kondisi lingkungan tempat mereka tinggal," tambah dia.
Selain tanah longsor, BPBD juga mengimbau warga untuk mewaspadai bencana lain yang dimungkinkan datang seiring dengan musim penghujan. Misalnya banjir dan puting beliung.
"Selain longsor, memang untuk wilayah selatan seperti Sutojayan rawan banjir. Ada juga wilayah yang rawan puting beliung. Jadi, kami imbau masyarakat tetap waspada," pungkasnya.