Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkesempatan panen buah melon bersama para petani di Desa Klotok, Plumpang, Kab. Tuban, Sabtu (11/5) pagi. Acara yang dikemas dalam rangka Festival Melon 2019 itu juga dihadiri Bupati
Tuban Fathul Huda, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim
Hadi Sulistyo serta perwakilan Asosiasi Petani Melon di Kab. Tuban.
Gubernur Khofifah berharap, kegiatan bercocok tanam atau bertani hortikultura,
salah satunya melon bisa membantu menurunkan kemiskinan di pedesaan. Dengan
menanam melon, petani bisa mendapatkan keuntungan 6-7 kali lipat dari modalnya.
“Petani berkesempatan menanam melon, dengan gambaran profit yang akan
diperoleh maka tentu akan memberikan signifikansi percepatan penyejahteraan para
petani,” ujar Khofifah sapaan lekat Gubernur Jatim.
Dirinya menjelaskan, dalam proses bercocok tanam hortikultura akan melibatkan
banyak tenaga kerja. Oleh sebab itu, diperlukan pendampingan, permodalan serta akses pasar. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen yang baik.
“Dengan segala upaya tersebut maka kualitas hasil panennya akan meningkat.
Dan ini bisa menjadi pintu masuk bagi percepatan penyejahteraan,” ungkap orang nomor satu di Jatim ini sembari mengimbuhkan utamanya untuk menurunkan tingkat
kemiskinan masyarakat pedesaan di Jatim yang saat ini masih 15,2 %.
Terkait peningkatkan kualitas melon, Gubernur Khofifah akan mengajak
perwakilan Asosiasi Petani Melon Tuban untuk mengikuti kegiatan panen melon prima
pada pekan depan. Melon prima yang pengelolannya di bawah Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Prov. Jatim tersebut memiliki kualitas ekspor.
“Melon prima ini berbentuk kotak, dan sangat mulus serta rasanya manis kriuk-
kriuk. Petani melon di Tuban harus ikut melihat dan mendapatkan pendampingan dari
Dinas Pertanian terkait ini,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Gubenur Khofifah berharap, kedepan Tuban bisa menjadi center of excelence
untuk budidaya melon. Oleh sebab itu, pihaknya terjun secara langsung untuk
mendapatkan masukan dari Bupati Tuban dan berdialog dengan asosiasi petani melon.
“Saya ingin mendapatkan referensi bagaimana petani bisa mendapat akselerasi
akan profit yang diperoleh dari bertani melon,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda menyampaikan, pihaknya akan serius
memberikan pendampingan kepada para petani hortikultura termasuk di dalamnya
melon. Bahkan, dirinya pernah memberikan motivasi agar petani tertarik menanam
melon dengan mengganti kerugian saat bertani melon.
“Kalau butuh pendampingan saya sangat senang, karena ini adalah kegemaran
saya. Dan memang jika petani ingin meningkat penghasilnnya harus mau menanam
hortikultura,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, para petani melon diharapkan tidak cukup
puas dengan hasil yang mereka peroleh. Petani harus mulai memikirkan adanya nilai
tambah pasca panen, sehingga hasil yang tidak terjual tidak banyak terbuang.
Dalam bertani melon, lanjutnya terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan
sehingga tidak hanya ala kadarnya. Misalnya dengan penerapan manajemen tanaman
sehat, penerapan good agricultute, serta good handling practices.
“Untuk alat bantu pengolahan pasca panen, asosiasi kelompok petani atau
gapoktan bisa membuat pengajuan proposal ke provinsi,” pungkasnya.