Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mulai melakukam survei penyelamatan arkeologi terhadap situs purbakala yang ada di sendang Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang.
Survei penyelamatan arkeologi ini dilakukan BPCB mulai hari ini, Selasa (30/7), hingga lima hari ke depan. Dalam kegiatan itu, BPCB menerjunkan 7 petugas dengan dibantu tenaga dari warga setempat untuk membersihkan area situs purbakala di sendang Sumberbeji.
Arkeolog BPCB Jatim Wicaksosno Dwi Nugroho mengatakan, survei penyelamatan arkeologi ini menggunakan metode ekskavasi arkeologi. "Survei penyelamatan ini sifatnya penjajakan untuk mencari tahu seberapa besar potensi objek yang diduga cagar budaya yang ada di lokasi ini," terang Wicaksono saat diwawancarai di lokasi penemuan situs, Selasa (30/7) siang.
Pada kegiatan BPCB itu, terlihat sejumlah petugas BPCB mengukur lokasi penemuan situs yang memiliki luas lahan 20 x 28 meter persegi dengan alat ukur theodolite.
Setalah diukur, lokasi situs dibuat grid untuk pemetaan dengan membentangkan tali membentuk kotak persegi di atas situs. Pemetaan lokasi juga dilakukan dengan cara diambil foto melalui kamera drone.
"Lokasi kita buat grid, satu gride luasannya 4 x 4 meter persegi. Kita bagi setiap grid sehingga nanti bisa kita petakan struk ini nanti gunanya untuk didokumentasi, digambar seperti bagaimana pemetaan dari lokasi itu," ujarnya.
Di lokasi tersebut, struktur yang sudah mulai tampak berupa bangunan kanal air dari bata merah kuno yang membentang dari barat ke timur dan juga nampak bangunan lain berbentuk persegi dan melingkar yang berada di sisi timur struktur kanal air kuno. Beberapa tembikar dan uang koin kuno juga sempat ditemukan di lokasi tersebut.
Wicaksono menduga, dua bangunan di dasar sendang Sumberbeji itu merupakan peninggalan Majapahit abad 14 hingga 15 Masehi. Meski begitu, ia belum bisa menyimpulkan pasti terkait bentuk bangunan situs purbakala tersebut.
"Bentuknya kami belum tahu. Jadi, nanti kita tunggu lima hari ke depan bagaimana bentuk dan luasan dari temuan yang ada di lokasi ini," tandasnya.
Dikatakan Wicaksono, hasil survei penyelamatan ini akan disampaikan ke pemerintah Kabupaten Jombang dan DPRD Jombang guna menentukan langkah pelestarian cagar budaya.
"Nanti habis survei penyelamatan kami akan lakukan pemaparan. Kami undang pihak-pihak terkait, bupati Jombang, DPRD Jombang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, muspika dan dari kami untuk membicarakan langkah-langkah untuk pelestarian kedepan," terangnya.
Untuk diketahui, struktur bata merah kuno membentuk kanal atau saluran air ditemukan warga di dasar sendang Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, pada (30/6) lalu. Kanal kuno ini tersusun dari bata merah kuno dengan ketinggian 205 sentimeter, dengan bata merah kuno yang tersusun 35 lapis bata merah.
Panjang struktur bangunan tersebut 14 meter yang membentang dari barat ke timur. Sedangkan luas total struktur bangunan mencapai 1,5 meter. Kanal kuno ini memiliki celah lubang seluas 55 sentimer.