Baru tiga bulan Solikin SH memimpin DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang sebuah gebrakan untuk membentuk disiplin kader mulai digaungkan.
Dalam diskusi publik tentang Bupati Lumajang Sastrodikoro Periode 1948 - 1959, 5 anggota Fraksi PDIP tidak hadir dalam acara ini yang menyebabkan Solikin SH marah besar. Dalam diskusi pada hari ini, Minggu (10/11) hanya hadir 4 anggota fraksi yakni H. Bukasan, Karnadi, Syaiful Anam, dan Yudha Adi Kusuma.
Sedangkan 5 anggota fraksi lainnya tidak hadir dalam acara ini. "Saya tegaskan kepada saudara sekretaris DPC segera keluarkan surat peringatan pertama untuk 5 anggota fraksi yang tidak hadir. Jika pada acara yang lain nanti tidak hadir lagi, akan saya keluarkan surat peringatan yang kedua. Jika sampai tiga kali tidak hadir, pasti saya PAW sebagai anggota DPRD," kata H. Solikin SH. Solikin juga mengatakan, setiap pemimpin memiliki cara sendiri dalam memimpin organisasi.
"Ini gaya saya dalam memimpin PDI Perjuangan di Lumajang, kalau tidak setuju dengan saya, silahkan melawan saya. Saya akan buktikan, bahwa saya bisa memberhentikan anggota dewan jika tidak patuh dengan aturan organisasi," kata Solikin SH. Solikin juga mengatakan, PDI Perjuangan sebagai partai tidak akan dikelola seperti pasar malam.
Kalau waktu buka ramai, siang tutup. "Jangan hanya pada saat pemilu saja partai ini ramai, kalau sudah selesai kemudian kantor DPC ini sepi tanpa kegiatan. Saya butuh kader yang siap bekerja keras untuk partai dan masyarakat.
Pinter saja tidak cukup, harus mau bekerja keras untukk kebesaran partai," tegas Solikin kemudian. Solikin SH juga mengatakan, Fraksi PDI Perjuangan di DPRD ibarat pasukan adalah pasukan Kopasus bagi partai. Pasukan elit yang harus siap bekerja untuk masyarakat. "Jika pasukan elitnya bermental tempe dan tidak sanggup bekerja dengan baik, saya sarankan minggir saja," pungkas Solikin kemudian.