Keresahan yang timbul akibat adanya oknum wartawan yang melakukan pemerasan pada kepala sekolah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019 makin meluas. Hampir di setiap kecamatan yang sekolahnya menerima DAK untuk pembangunan fisik, didatangi oknum yang mengaku wartawan.
Modus mereka adalah memberikan tudingan bahwa ada ketidaksesuaian bangunan dengan RAP yang ditentukan pemerintah. Ujungnya, setelah para kepala sekolah takut, oknum yang mengaku wartawan tersebut menekan dan memberi opsi, diberitakan atau menutup dengan uang.
"Di sini, semua media yang datang sudah kita catat. Jadi ada nama oknum wartawan itu," kata WK (50) sumber terpercaya di salah satu SD di wilayah Kecamatan Kauman.
Menurut WK, oknum wartawan tersebut datang dan langsung menuduh bahwa dana yang diterima diborongkan pada pihak lain.
"Padahal itu bukan dikerjakan pihak ketiga, hanya sekolah ini mempercayakan pada orang sekitar sekolah untuk mencari tukang dan mengerjakan sesuai RAP yang sudah diterima sekolah," jelasnya.
Namun, jawaban itu rupanya tetap tidak diterima oleh oknum yang datang. Dan dengan alasan yang dibuat-buat, ujungnya para oknum wartawan itu minta sejumlah uang.
"Akhirnya sekolah menuruti kemauan oknum itu, tapi sekolah minta agar mereka menulis nama dan media tempat mereka bekerja," ungkap nya.
Setelah menulis nama oknum, nama media dan keperluan datang mereka menerima amplop yang berisi uang seperti yang mereka minta.
"Sekolah ada catatan, jadi tau nama-nama orang yang mengaku wartawan itu," tambahnya.
Apakah akan dilaporkan nama-nama yang dimaksud ke pihak berwajib, WK mengaku tidak tau karena bukan ranahnya.
"Yang jelas pihak kepolisian sudah ada yang tau, tapi saya tidak mau mendahului apakah akan dilaporkan resmi atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Kalangbret AKP Puji Hartanto menegaskan jika sudah ada aduan yang masuk ke dirinya terkait ulah oknum wartawan di sejumlah sekolah dasar di wilayahnya.
"Belum ada yang lapor resmi, kita hanya datangi sekolahnya saja karena ada informasi sering didatangi oknum wartawan," ungkap Kapolsek Kalangbret AKP Puji Hartanto, Jumat (15/11) siang.
Karena belum membuat laporan, Kapolsek memerintahkan pada anggotanya untuk melakukan jemput bola dengan datang ke sekolah yang resah dengan kehadiran oknum wartawan tersebut.
"Kita jemput bola, ada sekolah yang terus didatangi wartawan dan menanyakan perihal bangunan di sekolah. Anggota sudah bilang pada pihak sekolah, jika masih kesini lagi (sekolah) nanya lain-lain dan mungkin minta sesuatu untuk menghubungi polsek," tegas Hartanto.