Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Masyarakat Penerima Bantuan Pangan Lebih Pilih Premium, Bulog Malang Kesulitan Salurkan Stok Beras Medium

Penulis : Dede Nana - Editor : Heryanto

05 - Dec - 2019, 17:25

Placeholder
Beras Bulog Malang yang dulunya disalurkan ke desa-desa kini terkendala dengan sistem BPNT yang membuat warga bebas memilih jenis beras (Nana)

Masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Malang Raya, cenderung memilih beras jenis premium saat mendapatkan bantuan non tunai dari pemerintah. Dibandingkan memilih jenis beras kelas medium yang selama ini distok oleh Perum Bulog Subdrive Malang.

Kondisi itu membuat Bulog Malang pun terkena dampaknya, yakni kesulitan untuk menyalurkan stok berasnya di gudang. Padahal, sampai awal Oktober 2019 lalu, posisi stok beras kualitas medium yang dimiliki Bulog Malang sebanyak 32.671,3 ton. 

Kepala Bulog Subdivre Malang Anita Andreani menyampaikan, bahwa sulitnya menyalurkan beras medium dikarenakan masyarakat penerima manfaat BPNT lebih memilih beras premium yang dipasok oleh pihak swasta.

"Untuk wilayah Malang Raya, sebagian besar permintaan beras kualitas premium, termasuk pada program BPNT ini. Ada peralihan konsumsi dari beras medium ke premium ini yang membuat stok sulit disalurkan," kata Anita saat menjelaskan kendala yang kini dihadapi Bulog.

Seperti diketahui, perubahan mekanisme penyaluran beras sejahtera (Rastra) menjadi BPNT, membuat masyarakat bisa memilih beras yang diinginkannya, yakni jenis premium. 

Hal inilah yang membuat beras medium Bulog pun tersendat dalam penyalurannya. Walaupun berbagai upaya digencarkan oleh Bulog Malang, seperti menggandeng mitra  penyalur BPNT dan distributor yang memiliki jaringan cukup luas agar penyaluran beras bisa berjalan optimal.

"Tapi memang ini tak mudah saat masyarakat beralih konsumsi beras ke premium. Di e-warong pun, masyarakat yang bebas memilih lebih suka beras premium," ujar Anita.

Adanya peralihan konsumsi para penerima manfaat BPNT ini pun dipertegas oleh Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) yang  membeberkan alasan beras dari stok cadangan beras (CBP) pemerintah sebanyak 20 ribu ton turun mutu. Salah satunya, karena pengalihan program bantuan sosial pemberian beras.

Kondisi itu pula yang membuat Bulog mengambil kebijakan disposal atau pembuangan. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengelolaan CBP yang menyampaikan, CBP harus dilakukan disposal (pembuangan) apabila telah melampaui batas waktu simpan paling sedikit empat bulan atau berpotensi dan atau mengalami penurunan mutu. Batas waktu simpan terhitung mulai CBP disimpan di gudang yang dikuasai Perum Bulog.

Kebijakan disposal inilah yang kini membayangi juga Bulog Malang dengan kondisi sulitnya menyalurkan beras jenis medium ke masyarakat. Walaupun, secara tegas Anita mengatakan, bahwa untuk stok beras di pihaknya dipastikan aman dari penurunan mutu.

"Stok beras di kita tak ada yang mengalami penurunan mutu. Karena yang dikuasai saat ini berasal dari pengadaan tahun 2018, dan 2019. Termasuk beras impor yang masuk ke Indonesia pada awal 2018," ujarnya.

Anita juga menyampaikan saat disinggung terkait disposal 20 ribu ton beras di Bulog yang turun mutu diperkirakan merupakan beras pengadaan dalam negeri pada tahun 2017.

"Jadi untuk stok beras kita tak ada yang mengalami penurunan mutu," tandasnya.
 

 


Topik

Ekonomi malang berita-malang Kepala-Bulog-Subdivre-Malang-Anita-Andreani program-Bantuan-Pangan-Non-Tunai di-Malang-Raya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Heryanto