Meninggal dunia di Jakarta, warga Kabupaten Blitar sempat dirawat di sebuah rumah sakit. Dia mengalami gejala klinis demam, batuk dan sesak nafas. Hal ini diungkapkan Tugas Nanggolo Yudho Kepala Desa tempat asal laki-laki berusia 50 tahun tersebut.
Pihak desa mendapat kabar warganya meninggal Minggu pagi. Tugas juga mendapat cerita dari saksi yang mengantarkan pasien ke rumah sakit, jika pihak rumah sakit di Jakarta tidak memandikan jenazah dan langsung membungkusnya ke dalam plastik. Setelah itu dimasukkan ke dalam peti kayu. Begitu mendengar kabar tersebut, pihak desa langsung lapor ke Kecamatan dan Kepolisian.
"Jadi warga desa sini ada sembilan orang menjadi buruh bangunan di Jakarta. Beberapa hari lalu, istri-istri mereka meminta izin kepada saya kalau suami mereka mau pulang. Tapi saya cegah, sampai corona benar-benar bersih dari Indonesia. Setelah itu malah tadi pagi saya dikabari salah satu dari mereka meninggal dan jenazah sudah dalam perjalanan ke sini," kata Tugas.
Sebelumnya, Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti mengatakan sesampainya di Blitar yang bersangkutan akan langsung dimakamkan sesuai protokol pemakaman pasien Corona. Jenazah tidak akan disemayamkan di rumah duka, namun akan langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat.
Petugas yang membawa jenazah ke tempat pemakaman pun, dibekali dengan pakaian khusus atau paling tidak alat pelindung diri (APD). "Diduga yang bersangkutan meninggal karena positif Covid-19. Untuk itu anggota tim gugus langsung ke TKP untuk memastikan berita tersebut. Dan mengambil langkah-langkah sesuai protokoler. Namun kami garis bawahi ini masih dugaan belum ada pernyataan resmi yang menyebut warga tersebut positif Covid-19," ungkap Krisna.