Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Kabar Baik! Kamu Bisa Buat Masker Tidak Sesak dengan Alat Terbaru Ini

Penulis : Imarotul Izzah - Editor : Yunan Helmy

18 - Sep - 2020, 16:55

Placeholder
Global respiration guard atau GRG, alat pelindung mulut untuk menyempurnakan fungsi masker buatan Andreas Suprayitno. (Foto: istimewa)

Pemerintah pusat melalui Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito telah mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan masker berjenis scuba dan buff. Sebab, bahannya tipis dan hanya ada satu lapis.

Meski demikian, masker jenis ini kadang menjadi pilihan orang lantaran lebih nyaman, tidak membuat pengap dan sesak. Orang juga lebih mudah bernapas dan berbicara dengan masker jenis ini. Sehingga, masker kain yang berlapis-lapis kurang disukai dengan alasan tidak nyaman. Padahal, masker kain selain scuba dan buff yang berlapis-lapis jadi salah satu alat pelindung diri utama.

Baca Juga : Masker belum Efektif Cegah Covid, Kadinkes Arbani Imbau Utamakan Jaga Jarak

Nah, kini ada kabar baik untuk mengatasi permasalahan ini. Untuk kamu yang ingin tetap merasa nyaman bermasker standar namun tetap melindungi diri dari covid-19, cobalah alat bernama global respiration guard atau GRG. GRG merupakan alat pelindung mulut untuk menyempurnakan fungsi masker buatan Andreas Suprayitno, seorang pengusaha air minum dalam kemasan.

Fungsi utama alat GRG ini adalah sebagai penyangga masker atau penyekat penyekat antara mulut dan masker. Jadi, kalian tidak akan pengap dan bisa berbicara dengan jelas.

"Saya ingin melihat orang-orang senang pakai masker karena merasa nyaman, bukan karena terpaksa atau dipaksa-paksa. Jangan sampai orang pakai masker malah merasa tersiksa," kata Andreas, warga Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jumat pagi, (18/9/2020).

Sebelum membuat GRG, pria berusia 53 tahun itu mengaku melakukan survei dua bulan. Andreas masuk ke beberapa pasar, seperti Pasar Dinoyo, untuk ngobrol dengan pedagang dan pembeli yang mayoritas tidak bermasker.

Kata dia, terdapat dua keluhan yang mereka sampaikan, yaitu tidak bisa bernapas lega dan artikulasi suara jadi tidak jelas. Masker juga jadi lembab akibat percikan liur atau droplet menempel di mulut. Nah, droplet yang menempel berpotensi jadi sumber penularan covid-19 jika terhirup ke dalam hidung. "Jadi, fungsi utama GRG adalah penjaga jarak antara mulut dan masker agar tidak bersentuhan," timpalnya.

Alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang itu melakukan lima kali percobaan membuat GRG dengan menggunakan kayu kamper. Kayu kamper dipilihnya karena lebih mudah dipotong sesuai bentuk yang diinginkan.

Masalahnya, GRG tidak bisa diproduksi masal karena masa pengerjaannya lama. Satu buah GRG berbahan kayu kamper bisa menghabiskan waktu 5 jam. Sudah begitu, kalau pun jadi, belum tentu warna dan ukurannya bisa sama.  

Proses pengerjaan yang lama tentu berimbas pada biaya produksi. Padahal, Andreas juga ingin menjual GRG dengan harga murah supaya disukai masyarakat sehingga nantinya mereka bersuka cita menggunakan masker.

Baca Juga : Peringati Hari Keselamatan Pasien, RSUD dr.Iskak Beri Penyuluhan Protokol Kesehatan

Alhasil, Andreas tidak meneruskan pembuatan GRG berbahan kayu kamper. Bahannya diganti plastik. Secara teknis, proses pengerjaannya lebih gampang dan praktis dengan memakai mesin injection molding. "Dengan satu kali injeksi, saya bisa produksi 6.000 pieces per hari dengan warna dan ukuran yang sama dan bisa saya jual murah," katanya.

Dalam percobaan awal, ketinggian alat 3,5 cm sehingga terlalu monyong dan mengurangi nilai artistiknya. Kemudian, didapat dimensi yang pas untuk mulut pengguna segala usia, yaitu lebar 9 cm, tinggi 6 cm, dan lengkung 3 cm.

"Apabila ada droplet virus yang menempel pada masker, akan sangat mungkin terhisap masuk ke dalam mulut karena saat berbicara mulut menempel pada masker. Tapi GRG ini memperkecil potensi tertular virus covid-19," tukasnya.

Andreas memproduksi GRG sejak awal minggu kedua September di sebuah pabrik di kawasan Kecamatan Sukun, Kota Malang. Alat GRG per itemnya dijual dengan harga Rp 10.000 saja. GRG juga dijajakan di lapak toko online ternama.

 


Topik

Kesehatan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Imarotul Izzah

Editor

Yunan Helmy