Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Lingkungan

Kumuh dan Berbau, Kondisi Sungai Gude Ploso Jombang Tercemar Limbah Industri

Penulis : Adi Rosul - Editor : Nurlayla Ratri

26 - Sep - 2020, 11:06

Placeholder
Kondisi sungai Gude Ploso Jombang. (Foto : Adi Rosul / JombangTIMES)

Pemandangan tak sedap terlihat di sepanjang aliran Sungai Gude Ploso, Jombang. Air pada sungai yang melintas di samping jalan raya Jombang-Lamongan itu, terlihat menghitam dan membawa aroma tak sedap.

Kondisi terparah terlihat di pintu air atau dam Sungai Gude Ploso di Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang. Kondisi air di sungai itu terlihat sangat jorok. Betapa tidak, air terlihat sangat hitam pekat dan sampah plastik menumpuk di aliran sungai.

Baca Juga : Kembangkan Energi Alternatif, Warga Kayoran Kediri Manfaatkan Limbah Kotoran Sapi

Terlebih lagi pintu air yang tertutup membuat air tidak mengalir. Sehingga, air yang terhenti di dam tersebut mengeluarkan aroma tak sedap. Pastinya, siapa saja yang melintas pasti merasakan aroma busuk di lokasi tersebut.

Kondisi itu ternyata sudah kerap terjadi bertahun-tahun, terlebih lagi saat musim kemarau tiba. Hal itu disampaikan warga sekitar sungai, Supandi. "Ya ini mesti terjadi setiap tahunnya sungai menjadi hitam seperti ini," ujar pria 70 tahun itu saat diwawancarai wartawan di lokasi, Sabtu (26/9).

Menurut Supandi, sungai yang hitam dan beraroma tak sedap itu diakibatkan pembuangan limbah industri dan rumah tangga. Ia sangat menyayangkan limbah dibuang ke sungai. Puluhan tahun lalu, kata Supandi, sungai itu sangat bersih dan dimanfaatkan warga untuk kebutuhan mencuci pakaian.

 

"Tapi sekarang kondisinya sangat parah dan bahkan menimbulkan bau yang menyengat. Ini limbah dari pabrik, dan sampah rumah tangga," tandasnya.

 

Ia berharap, sungai tersebut ada perhatian dari pemerintah. Kondisi sungai yang kumuh dan jorok itu, sering kali dikeluhkan oleh warga sekitar. Terutama di sekitar dam Sungai Gude Ploso, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang.

 

"Ya paling tidak airnya tidak berbau, harapannya limbah segera ditangani," harapnya.

Terpisah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang menyebut bahwa Sungai Gude Ploso tercemar limbah domestik maupun industri. Hal tersebut diungkapkan Kabid Wasdal Gakkum Dinas Lingkungan Hidup Jombang, Yuli Inayati.

 

Ia mengatakan, kondisi yang terjadi di aliran Sungai Gude Ploso sudah terjadi bertahun-tahun. Pihaknya sudah menganalisa ada beberapa industri yang membuang limbah di saluran tersebut.

 

Baca Juga : September Kok Sudah Hujan Lebat hingga Akibatkan Banjir? Ini Penjelasan BMKG

"Saluran memang tercemar limbah dari saluran warga, sampah dan dari industri," ujarnya.

 

Ia mencatat, ada sekitar 973 saluran warga yang membuang limbah domestik ke saluran Gude Ploso. Untuk limbah industri, sungai yang tersebut tercemar dari industri pabrik gula, industri plastik, industri pemotongan ayam dan industri makanan ringan.

 

Hanya saja, sambung Ina, semua pabrik sudah mempunyai pengelolaan limbah. Sehingga, pembuangan limbah ke sungai sudah sesuai dengan baku mutu.

 

"Tapi ini kan saluran bukan sungai, jadi debit air tidak selalu tinggi. Sehingga meski sudah sesuai baku mutu tapi limbah semua berkumpul," ungkapnya.

 

DLH Jombang mengakui bahwa tidak bisa mengawasi sepenuhnya di kawasan Sungai Gude Ploso. Terlebih lagi, pada saat pembuangan malam hari.

 

"Kita kan tidak bisa mengawasi secara terus menerus. Kita juga tidak mengetahui apabila industri itu membuang limbah di malam hari. Tentu ada sanksi administrasinya nanti apabila diketahui pelanggarannya," kata Ina.(*)


Topik

Lingkungan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Adi Rosul

Editor

Nurlayla Ratri